TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tugas orang tua adalah membesarkan, merawat, dan mengasuh anak. Masing-masing punya cara sendiri untuk melakukannya yang berbeda dari yang lain. Namun, ada perilaku yang dianggap sebagian orang, terutama yang tidak punya anak, cukup menjengkelkan.
Dalam sebuah survei yang dilakukan Preply terhadap 977 orang, sebanyak 69 persen mengaku bicara seperti bayi sungguh terdengar menjengkelkan. Kemudian, 68 persen mengaku yak mau berbicara dengan gaya anak kecil ketika kelak punya momongan. Yang dimaksud adalah saat orang tua bicara dengan bahasa bayi kepada anak-anaknya, seperti "meong" untuk kucing atau "guguk" untuk anjing.
Hasil lain yang tak disukai responden adalah berbicara dengan nada tinggi pada anak (57 persen), ekspresi wajah yang berlebihan (53 persen), dan berbicara dengan nada menyanyi (51 persen). Sementara itu pada survei lain terhadap 977 orang, hal yang paling tak disukai adalah orang tua yang sering mengulang-ulang percakapan yang sama pada anak (70 persen).
Perilaku yang menyebalkan
Ada pula kalimat yang tak disukai mereka yang tak punya anak dari para orang tua, seperti, "Kamu bukan orang tua, tak akan paham," sebanyak 68 persen atau "Kamu pikir kamu lelah, tunggu sampai punya anak," sebanyak 51 persen. Berikut sebagian pendapat pembaca HuffPost mengenai perilaku orang tua yang dianggap menyebalkan.
"Membiarkan anak main video game dengan suara keras di tempat umum. Coba suruh bisukan atau beri headphone," tulis Alicia Griffiths, New York City.
"Membiarkan anak berlari-lari di toko atau tempat umum," komentar Mara Viviano.
"Menganggap orang yang tak punya anak tak suka anak kecil," kata Sara Panek.
"Menjadikan anak sebagai alasan untuk menolak kerja lembur," Laura Lovejoy, Pennsylvania.
"Tak berusaha membuat anak diam di restoran, bioskop, atau gereja," Sandra Quintana-Silva.
"Membiarkan anak menendang-nendang sandaran kursi di depannya di pesawat atau berusaha tempat duduk dengan orang lain agar bisa berkumpul sekeluarga," Suzanna Miles, Inggris.
Pilihan Editor: Psikolog Sebut Penyebab Perilaku Buruk karena Kurang Stimulasi Moral