TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan sedang menindaklanjuti enam laporan mycoplasma pneumoniae di Jakarta dengan mengadakan penyelidikan epidemiologi untuk memutus penularan penyakit tersebut pada masyarakat. Enam kasus di Jakarta dialami pasien dengan rentang usia 3-13 tahun.
Spesialis pulmonologi dan respirasi paru RS Permata Cibubur, Januar Habibi, mengatakan rutin vaksinasi dan jaga jarak dengan yang sakit termasuk dua cara mencegah anak terinfeksi mycoplasma pneumoniae.
"Vaksinasi, menjaga jarak dengan orang yang sakit, tidak berpergian ketika sakit, datang ke dokter dan mendapatkan perawatan jika dibutuhkan," jelas Januar.
Ia mengatakan mycoplasma pneumoniae menyebar dari orang ke orang melalui droplet di udara ketika ia batuk atau bersin. Secara umum, mycoplasma pneumoniae tidak hanya menyerang anak-anak usia sekolah tapi juga orang dewasa.
Terapkan protokol kesehatan
Karena itu, untuk mencegah pneumonia, perlu diterapkan kembali protokol kesehatan seperti memakai masker dengan ukuran yang sesuai atau tidak kebesaran. Menjaga ventilasi udara tetap baik dan makan makanan bergizi juga cara terbaik mencegah berbagai infeksi bakteri seperti mycoplasma pneumoniae.
"Pastikan kembali kualitas ventilasi udara yang baik, cuci tangan dengan rutin, mengonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang," papar Januar.
Menurutnya, gejala pneumonia jenis ini hampir sama dengan COVID-19, yaitu infeksi yang menyerang sistem pernapasan dan mengakibatkan batuk, demam, dan sesak napas. Gejala juga bisa diperkuat dengan temuan abnormal saat melakukan rontgen dada dan foto toraks.
Januar juga mengatakan vaksinasi penguat COVID-19 yang masih tersedia sekarang tidak secara langsung berhubungan dengan pencegahan infeksi mycoplasma pneumoniae. Sesuai arahan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gejala pneumonia oleh bakteri mycoplasma umumnya lebih ringan dan dapat diobati dengan antibiotik.
Pilihan Editor: Cegah Mycoplasma Pneumonia pada Anak, Ini Saran Dokter RSCM