TEMPO.CO, Jakarta - Stunting merupakan permasalahan serius yang meruncing di tengah upaya pembangunan kesejahteraan masyarakat. United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mencatat 31 persen balita di Indonesia mengalami stunting.
Apa itu stunting?
Stunting atau gagal tumbuh merujuk pada kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan yang rendah sesuai dengan usianya. Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), stunting adalah "low height-for-age" yang sering kali menjadi dampak dari kekurangan gizi kronis atau berulang.
Faktor-faktor seperti kemiskinan, kesehatan dan gizi ibu yang buruk, serta perawatan yang tidak tepat pada fase awal kehidupan bayi, dapat menjadi pemicu munculnya stunting.
Ciri-ciri Anak Stunting
Dilansir dari situs Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, anak yang mengalami stunting memiliki beberapa ciri yang dapat diidentifikasi, antara lain:
- Pertumbuhan tulang yang tertunda
Anak stunting biasanya mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan tulang.
- Berat badan rendah
Anak tersebut memiliki berat badan di bawah standar untuk usianya.
- Tubuh Pendek
Meskipun proporsi tubuh mungkin terlihat normal, anak stunting cenderung lebih pendek dan lebih muda dari anak seusianya.
- Performa Kognitif Terhambat
Anak stunting berisiko mengalami penurunan tingkat kecerdasan, produktivitas menurun, dan keterbatasan kemampuan motorik.
Pilihan Editor: Gotong Royong Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting