TEMPO.CO, Jakarta - Water fasting merupakan salah satu metode untuk mengurangi berat badan, menghilangkan racun dalam tubuh, hingga sebagai persiapan sebelum operasi. Selama menjalani metode ini, seseorang tidak boleh mengonsumsi makanan apa pun sehingga tidak ada kalori yang masuk ke dalam tubuh.
Dikutip dari Medical News Today, water fasting atau puasa air adalah ketika seseorang tidak makan dan minum apa pun selain air. Sebagian besar rezim puasa menyarankan orang berpuasa air tidak lebih dari 24 jam sekaligus.
Puasa air sejak dulu dilakukan karena alasan spiritual atau agama. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, orang juga mulai menggunakan puasa air untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan salah satunya membantu menurunkan berat badan.
Puasa air juga dapat membantu seseorang untuk mempromosikan autofagi, yaitu ketika tubuh memecah dan mendaur ulang bagian-bagian lama sel yang berpotensi berbahaya. Autophagy dapat membantu seseorang dengan berbagai kondisi, termasuk:
- Kondisi metabolisme
- Kondisi neurodegeneratif, seperti penyakit Huntington
- Kanker
- Penyakit menular
Meski tidak ada pedoman yang melarang seseorang untuk melakukan puasa air, namun beberapa kelompok orang dilarang untuk melakukan puasa tersebut. Beberapa di antaranya yaitu orang dengan asam urat, diabetes tipe 1 dan 2, gangguan makan, orang dewasa yang lebih tua, orang yang sedang hamil, dan anak-anak.
Selama puasa air, seseorang tidak diperbolehkan makan atau minum apa pun selain air. Kebanyakan orang minum dua hingga tiga liter air per hari selama puasa air. Puasa air ini biasanya berlangsung selama 24-72 jam. Seseorang tidak boleh melakukannya lebih lama tanpa pengawasan medis karena menimbulkan risiko kesehatan.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa beberapa orang mungkin merasa lemah atau pusing saat melakukan puasa air. Mereka juga disarankan untuk menghindari pengoperasian mesin berat dan mengemudi untuk menghindari kecelakaan.
Setelah puasa air, seseorang harus menahan keinginan untuk makan makanan besar. Hal ini karena makan makanan besar setelah puasa dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Sebagai gantinya, buka puasa dengan mengonsumsi smoothie atau makanan yang lebih ringan.
Fase pasca-puasa sangat penting setelah seseorang melalukan puasa dengan lebih lama. Hal ini karena seseorang dapat berisiko mengalami sindrom refeeding, suatu kondisi yang berpotensi fatal di mana tubuh mengalami perubahan cepat dalam kadar cairan dan elektrolit.
Fase ini biasanya berlangsung sehari, tetapi orang yang berpuasa selama 3 hari atau lebih mungkin perlu hingga 3 hari sebelum mereka merasa nyaman makan makanan yang lebih berat.
Pilihan Editor: Inilah Kelebihan dan Kekurangan Diet Water Fasting