TEMPO.CO, Jakarta - Masa liburan belum usai meski Tahun Baru 2024 sudah dilalui. Anak-anak masih libur sekolah sehingga banyak orang tua yang mengikuti jadwal libur anak dan masih menikmati liburan keluarga.
Seperti yang biasa terjadi di masa liburan, orang cenderung kurang tidur, mengonsumsi makanan dan minuman tak sehat. Semua perubahan itu bisa mempengaruhi irama sirkadian atau proses biologis yang menjaga fungsi tubuh setiap hari. Risiko terserang penyakit pernapasan seperti COVID-19 atau sekedar influenza juga lebih besar.
Berikut pendapat para dokter bagaimana cara menyesuaikan diri dengan rutinitas selama liburan, apa yang perlu dihindari agar kesehatan terjaga, dilansir dari HuffPost.
Terlalu banyak kegiatan sosial
Dr. Benedict Ifedi dari Memorial Hermann Medical Group menyarankan jangan terlalu banyak terlibat dalam kegiatan sosial saat liburan. Ia belajar dari pengalaman masa lalu, di mana ia terlalu banyak menghadiri acara kumpul-kumpul sehingga kelelahan.
"Membuat saya tidak efektif di klinik dan tak bisa menjadi dokter terbaik buat pasien-pasien saya," kenangnya.
Lupakan aktivitas fisik
Dokter di Yale, Erick K. Holder, memastikan tubuhnya selalu bergerak. Duduk berjam-jam seperti yang sering orang lakukan saat tak ada pekerjaan, dapat menyebabkan darah menggenang dalam tubuh dan meningkatkan risiko penggumpalan, memicu nyeri tulang belakang dan punggung bawah, dan meningkatkan kadar gula darah.
Untuk melawan masalah kesehatan ini, ia menyarankan rutin beraktivitas fisik dengan manfaat tanpa akhir. Aktivitas fisik melindungi fungsi jantung dan paru-paru, memperbaiki suasana hati dan kualitas tidur.
Tidak pakai masker
Dr. Malathi Srinivasan, pengajar kedokteran di Stanford Medicine mengaku tak akan bepergian tanpa masker berkualitas. Saat ia dan kerabat pergi ke India, ia tak ingin membawa penyakit buat keluarga di sana.
"Karena kami akan mengunjungi kerabat yang sudah tua di India, naik transportasi umum, di pasar yang ramai, dan selama penerbangan," ungkapnya.
Membiarkan dikuasai stres
Masa liburan bisa jadi penuh stres, kata Dr. Majid Basit, kardiolog di Memorial Hermann Medical Group. Terlalu stres bikin tekanan darah naik dan dalam beberapa kasus memicu irama jantung yang tak teratur. Akibatnya, stres meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, menurut Asosiasi Jantung Amerika (AHA).
Pilihan Editor: Tips Nikmati Liburan Akhir Tahun tanpa Stres karena Kemacetan