TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis dewasa Mega Tala Harimukthi menyebut cara sederhana mengenali orang yang putus asa dan ingin bunuh diri bisa dengan mengamati perilaku yang berubah secara drastis.
"Lihat perilakunya ada yang berubah enggak secara drastis. Misal jadi sering isolasi diri, enggak mau ketemu siapa-siapa, enggak mau makan minum, merawat diri, sudah muncul kondisi depresi berat sampai sering susah diajak ngobrol," ujar anggota Ikatan Psikolog Klinis wilayah Banten itu.
Di sisi lain, ada juga orang yang putus asa dengan menuliskan di media sosial untuk mencurahkan isi hati. Menurut Mega, pada mereka ini, orang-orang yang peduli bisa mendekati dengan bertanya kondisi, kabar, dan menawarkan bantuan. Namun, apabila orang yang putus asa lebih tertutup maka cenderung susah untuk dideteksi sehingga orang-orang dekat yang ingin membantu perlu rajin memantau kondisinya dan menawarkan bantuan.
Menurutnya, biasanya pada orang yang ingin mengakhiri hidup diawali perasaan tidak punya harapan hidup pada diri sendiri, apalagi lingkungan, juga mengalami depresi berat karena tidak bisa menemukan jalan keluar dari masalah.
"Biasanya diawali munculnya pikiran untuk bunuh diri. Ini biasanya memang sulit terdeteksi karena yang tahu pelakunya saja, kecuali yang bersangkutan termasuk orang yang terbuka, mau cerita tentang isi pikirannya," katanya.
Karakter lebih tertutup
Pada kebanyakan kasus, orang yang memiliki ide bunuh diri memiliki karakter lebih tertutup, terbiasa menyimpan sendiri dan merasa tidak ada yang paham dengan masalahnya.
"Setelah suicidal ideation, baru biasanya suicidal attempt alias percobaan bunuh diri," ujar Mega.
Bagi yang ingin menolong, Mega menyarankan untuk menawarkan bantuan sesuai kemampuan diri, tidak memaksa yang akhirnya membuat yang akan dibantu tak nyaman. Kemudian, jadilah pendengar yang baik karena terkadang orang dalam kondisi depresi berat dan putus asa tidak butuh nasihat tetapi didengar tanpa dihakimi.
"Lebih banyak mendengarkan daripada bertanya supaya pelan-pelan yang bersangkutan mau terbuka juga dan jadi ketahuan masalahnya," tutur Mega.
Kemudian, apabila merasa tidak kompeten maka sebaiknya tawarkan bantuan dengan mengajaknya ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater.
Pilihan Editor: Saran Psikolog untuk Hadapi Orang yang Ingin Bunuh Diri