TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan tidur yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan dalam banyak hal, termasuk berat badan dan sistem kekebalan tubuh. Lantas, benarkah kurang tidur dapat mempengaruhi kadar gula darah?
Peningkatan gula darah (glukosa) dapat mempengaruhi peluang seseorang terkena diabetes. Dikutip dari WebMD, tidur yang cukup memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk mengatur kadar gula darah.
Kadar gula darah melonjak saat sedang tidur, biasanya sekitar jam 4 hingga 8 pagi bagi seseorang dengan jadwal tidur normal. Pada orang sehat, insulin dapat mengatasi lonjakan tersebut dengan memerintahkan sel otot, lemak, dan hati untuk menyerap glukosa dari darah, sehingga kadar glukosa tetap stabil.
Bagi penderita diabetes atau yang mungkin mengidapnya, insulin tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik, sehingga kadar gula darah akan meningkat lebih tinggi.
Kurang tidur dapat secara langsung mempengaruhi cara tubuh membuat hormon lain, sehingga memengaruhi gula darah. Misalnya, saat begadang, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol dan mempengaruhi cara kerja insulin.
Mengganggu jam biologis tubuh seperti ritme sirkadian tubuh dengan terjaga di malam hari dapat membuat sel lebih resisten terhadap insulin.
Dilansir dari Sleep Foundation, ketika seseorang kurang tidur, tubuhnya akan mengalami penurunan sensitivitas terhadap insulin, sehingga mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Selain itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan kadar hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin. Kadar hormon stres yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah karena tubuh merespons stres dengan melepaskan glukosa ke dalam darah untuk memberikan energi tambahan.
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Ketika seseorang kurang tidur, ia cenderung merasa lapar dan menginginkan makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah karena asupan makanan yang tidak seimbang.
Pilihan Editor: Rutinitas Pagi untuk Menjaga Kadar Gula Darah Stabil