TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi meja kerja bercerita banyak tentang penghuninya. Jika meja itu berantakan, banyak tumpukan kertas tak jelas, botol-botol air kosong, mug kotor bekas kopi, atau hanya sekedar barang-barang yang tak beraturan, Anda telah memberi kesan negatif pada rekan kerja dan kolega, bukan soal produktivitas tapi citra profesional.
Meja yang rapi tak hanya memberi tempat lebih lapang untuk jadi produktif tapi juga mengirim pesan bahwa Anda peduli pada sekitar, kata Diane Gottsman pakar etika dan pendiri Sekolah Protokol Texas di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
"Seperti juga gaya berpakaian yang mencerminkan diri Anda, meja kerja juga merupakan perpanjangan kepribadian dan pemberi pesan kalau Anda tak bisa mengatur tempat kerja dan hidup," tuturnya kepada Fox News Digital.
Beberapa pekerja mungkin berpikir meja kerja adalah wilayah mereka dan selama pekerjaan beres, bukan urusan siapa pun apakah meja itu rapi atau tidak. Jika ditanyakan rekan kerja soal meja yang berantakan, jawaban Anda adalah cermin kepribadian Anda.
Adakah kewajiban meja rapi?
Gottsman mengatakan meja kerja yang rapi tak bisa ditawar lagi. "Pekerja punya tanggung jawab untuk menjaga area kerja yang teratur dan bersih karena mencerminkan perusahaan dan orang akan menilai dari apa yang dilihat," tuturnya.
Bagaimana dengan sikap atasan? "Setiap kantor berbeda dan setiap atasan punya kadar toleransi yang berbeda jadi penting untuk membahas keinginan mereka," kata Gottsman.
Tapi harapan secara umum bisa termasuk saran kepada staf tersebut. "Pastikan semua berkas disingkirkan dari meja, cangkir-cangkir kopi dibawa ke dapur dan dicuci, dan lampu di atas meja dimatikan sebelum pulang," sarannya.
Pilihan Editor: Peneliti Ungkap Beda Karakter Karyawan, Beda Kebutuhan Ruang Kerja