TEMPO.CO, Jakarta -Belakangan ditemukan fakta baru oleh para ilmuwan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol dapat berdampak baik bagi usus.
Meskipun konsumsi alkohol berlebihan telah lama dikaitkan dengan efek negatif pada mikrobiom (kumpulan mikroorganisme yang hidup di dalam dan di permukaan tubuh manusia, bisa berupa jamur, bakteri, dan virus), penelitian terbaru yang muncul justru menunjukkan hubungan yang lebih rumit antara alkohol dan triliunan mikroba yang tinggal di usus kita.
Dr. Lorenzo Leggio, seorang ilmuwan dokter yang merupakan ahli dalam penggunaan alkohol dan kecanduan di National Institutes of Health, menekankan pentingnya memahami interaksi yang kompleks ini. Dia menekankan peran mikrobiom usus yang sehat dalam memfasilitasi pencernaan yang tepat, mendukung fungsi kekebalan tubuh, dan menjaga kesehatan usus.
Berbeda dengan kepercayaan sebelumnya, konsumsi alkohol secara moderat, yang didefinisikan sebagai tidak lebih dari dua sajian per hari untuk pria dan satu sajian per hari untuk wanita sesuai pedoman agensi kesehatan, dapat memiliki efek positif pada keragaman mikrobiom usus. Jennifer Barb, seorang ilmuwan bioinformatika klinis di National Institutes of Health, mencatat bahwa individu yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah rendah hingga moderat cenderung memiliki keragaman mikroba yang lebih besar di usus mereka dibandingkan dengan non-peminum.
Selain itu, sebuah studi tahun 2020 yang dilakukan di Britania Raya mengungkap temuan menarik mengenai hubungan antara konsumsi anggur merah dan keragaman mikrobiom usus. Peneliti mengamati bahwa wanita yang mengonsumsi dua minuman atau kurang per hari, terutama anggur merah, menunjukkan keragaman mikrobiom yang lebih besar, yang potensial disebabkan oleh keberadaan polifenol dalam kulit anggur.
John Cryan, seorang neurosains yang merupakan ahli dalam penelitian mikrobiom di University College Cork di Irlandia, menekankan bahwa polifenol, yang melimpah dalam berbagai buah, sayuran, dan minuman seperti kopi dan teh, berkontribusi pada kesehatan usus secara keseluruhan.
Oleh karena itu, individu dapat meningkatkan keragaman mikrobiom mereka dengan menggabungkan berbagai makanan berbasis tanaman dan produk fermentasi, seperti yogurt, kombucha, dan kimchi ke dalam pola makan mereka.
Selain itu, penelitian awal menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dapat menghasilkan perubahan positif dalam kesehatan usus. Individu yang diobati karena gangguan penggunaan alkohol mengalami peningkatan dalam komposisi mikrobiom usus dan penurunan permeabilitas usus dalam beberapa minggu setelah abstain dari alkohol. Perbaikan ini disertai dengan pilihan gaya hidup yang lebih sehat, termasuk kebiasaan makan yang lebih baik dan pola tidur yang lebih baik.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya mengungkap efek alkohol terhadap kesehatan usus, temuan ini menawarkan perspektif yang optimis mengenai potensi manfaat konsumsi alkohol secara moderat.
Dengan membuat pilihan yang berinformasi dan mengadopsi pendekatan seimbang terhadap konsumsi alkohol, individu dapat mempromosikan kesehatan usus mereka sambil menikmati minuman sesekali dengan moderasi.
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan pentingnya menjaga pola makan yang beragam dan seimbang, termasuk konsumsi alkohol secara moderat, untuk mendukung kesehatan usus yang optimal dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dengan studi yang terus berlanjut, kita terus mengungkap hubungan rumit antara alkohol dan kesehatan usus, membuka jalan bagi pendekatan yang dipersonalisasi untuk menjaga mikrobiom yang sehat.
CNA LIFESTYLE
Pilihan editor : Tarif Cukai Minuman Beralkohol Resmi Naik Jadi Berapa?