TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sebuah video YouTube berdurasi hampir 9 menit, Yulia Navalnaya mengumumkan pada dunia akan meneruskan perjuangan mendiang suaminya, Alexei Navalny, dan melawan presiden Rusia Vladimir Putin. Navalny, 47 tahun, adalah salah satu pengkritik keras Putin.
Selama bertahun-tahun Navalny menghabiskan hidupnya keluar masuk penjara sebelum akhirnya tewas diracun dengan Novichok, racun saraf di era Uni Soviet, pada 2020. Pihak berwenang mengatakan ia tewas karena "sindrom kematian mendadak" di sebuah penjara terpencil di daerah Kutub Utara tapi istrinya dan para sekutu yakin pembunuhan itu atas perintah Putin.
Baca Juga:
"Saya akan meneruskan perjuangan Alexei Navalny. Saya akan terus berjuang untuk negara saya dan berharap dukungan Anda. Jangan membagikan kesedihan dan rasa sakit tiada akhir yang telah kita alami. Saya meminta Anda untuk membagikan amarah bersama saya," ujarnya.
"Wajar saja bila orang ingin mengubah kesedihan menjadi sesuatu yang lebih bermakna, untuk menciptakan kesan orang yang kita sayangi tidak mati sia-sia," jelas Gina Moffa, terapis kesedihan dan trauma di New York serta penulis Moving On Doesn't Mean Letting Go.
Cara sehat mengatasi rasa kehilangan
Kehilangan adalah pengalaman individual tapi kebanyakan orang sependapat kesedihan dapat mengobarkan kekuatan dengan cara yang tak bisa dilakukan orang lain. Para pakar setuju menggunakan kesedihan untuk memperjuangkan atau mencapai sesuatu yang selalu diimpikan adalah cara sehat mengatasi rasa kehilangan.
Menurut Moffa, dengan melakukan hal itu kita terhubung dengan rasa sakit yang sama dan menemukan jalan untuk menghormati orang yang disayangi dengan cara yang membuat kenangan selalu hidup. Kesedihan justru berbahaya jika kita menggunakannya untuk menghindari rasa sakit akibat kehilangan seseorang, sekaligus mengorbankan kesehatan.
"Kuncinya adalah menjaga kesehatan tubuh, menghadirkan emosi, dan kemudian menciptakan perasaan berarti jika Anda dibutuhkan," tutur Moffa kepada USA Today.
Pilihan Editor: Berhenti Berbohong soal Kematian pada Anak, Fakta Lebih Penting