TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mengalami bangun tidur dengan kepala terasa pusing. Kondisi ini bisa terkait gejala migrain kronis atau sakit kepala biasa, jelas Dr. Amaal Starling, pengajar neurologi di Mayo Clinic, Arizona.
Jika pusing di pagi hari disebabkan migrain, biasanya gejala disertai kepala terasa berdentum atau dipukul-pukul di satu sisi, sensitif terhadap suara dan cahaya, dan perasaan mual atau bingung. Kalau penyebabnya sakit kepala biasa, Anda akan bangun dengan rasa sakit di dua sisi kepala, kadang seperti tekanan di sekeliling kepala seperti memakai bandana yang terlalu ketat. Sebagian orang merasakan pelipis yang agak lunak atau menjadi pusat rasa sakit.
Apapun jenis sakitnya, sebenarnya diagnosisnya tak selalu sakit kepala namun rasa nyeri yang kebetulan terjadi di area kepala, kata neurolog di Mayo Clinic Arizona, Rashmi Halker-Singh. Rasa sakit itu bisa terkait beberapa faktor.
Faktor pemicu
Beberapa penyebab atau faktor pemicu termasuk tidur di kamar dengan suhu terlalu panas, dehidrasi, insomnia, atau minum terlalu banyak kafein di siang harinya, jelas Alexander Mauskop, direktur dan pendiri Pusat Sakit Kepala New York di Manhattan. Hal ini akibat tubuh terbiasa dengan kafein dan tak mendapatkannya untuk waktu lama saat tidur.
Terlalu banyak minum alkohol sebelum tidur terkadang juga bisa menyebabkan pusing saat bangun pagi dan kepala terasa berdentum. Meski faktor-faktor tersebut relatif sedikit dibanding 300 penyebab sakit kepala, tetap saja ada kemungkinan pusing di pagi hari terkait sesuatu yang lebih serius.
Baca juga:
Mauskop pun menyarankan untuk memeriksakan ke dokter jika sakit kepala disertai penglihatan buram, kebas atau lemah di sebagian tubuh, demam, atau tak bisa beraktivitas secara normal. Untuk mengatasinya Anda perlu memeriksakan diri ke dokter.
"Saat periksa ke dokter, tugas kami adalah mencari tahu apakah yang dialami pasien sakit kepala primer atau sekunder, di mana sakit kepala adalah gejala penyakit lain. Menanyakan langsung pada pasien mengenai gejala penting bagi kami untuk mencari penyebabnya," tutur Halker-Singh kepada USA Today.
Pilihan Editor: Jangan Sepelekan Sakit Kepala, Bisa Jadi Gejala Stroke dan Tumor Otak