TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian orangtua merasa lelah dan frustasi ketika anak tantrum. Anak-anak, terutama balita, mengalami tantrum sebagai bagian dari perkembangan normalnya. Anak-anak dapat mengatasi tantrumnya sendiri saat mereka masuk prasekolah, sekitar usia 4 tahun.
Dikutip dari Cleveland Clinic, tantrum adalah kondisi ketika seorang anak meluapkan kemarahan dan rasa frustasinya tanpa direncanakan. Tantrum bisa bersifat fisik, verbal, atau keduanya. Anak mungkin bertingkah, mengganggu, dan umumnya menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan karena menginginkan atau membutuhkan sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak Anda dan terjadi ketika anak belajar menjadi lebih mandiri. Tantrum paling sering terjadi antara usia 1 hingga 4 tahun, rata-rata hingga satu kali dalam sehari. Amukan biasanya berlangsung antara dua hingga 15 menit.
Amukan hebat yang berlangsung lebih dari 15 menit mungkin merupakan tanda adanya masalah yang lebih serius. Jika anak mengalami ledakan kekerasan yang berkepanjangan, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan.
Meskipun tidak dapat menciptakan lingkungan bebas tantrum, namun orangtua dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan tantrum.
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa hal yang dapat orangtua lakukan saat anak tantrum:
1. Tetap tenang
Lakukan yang terbaik untuk tetap tenang. Jika memungkinkan, jangan biarkan amukan anak mengganggu aktivitas, dan usahakan untuk tidak marah. Hal ini membuat anak tahu bahwa kemarahan bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian atau mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2. Abaikan amukannya
Jika memungkinkan, berpura-puralah tidak terjadi apa-apa, dan jangan tanggapi permintaan anak. Namun, ada beberapa perilaku yang tidak boleh diabaikan, seperti menendang atau memukul orang lain, melempar benda yang dapat menyebabkan kerusakan atau cedera, atau berteriak dalam waktu lama.
3. Memberikan waktu menyendiri kepada anak
Berikut beberapa tips memberikan waktu menyendiri kepada anak:
- Waktu time-out sebaiknya 1 menit untuk setiap tahun usia anak, maksimal 5 menit. Misalnya, anak usia 2 tahun mendapat waktu istirahat selama 2 menit. Hal ini bertujuan agar anak dapat tenang dan tinggal di tempat istirahat sampai waktu selesai.
- Orangtua bisa menggunakan pengatur waktu untuk memantau durasi waktu. Bunyi bip akan memberi tanda kepada anak bahwa waktu menyendiri telah berakhir.
- Jika tantrum berlanjut setelah waktu istirahat, mulailah waktu istirahat kembali.
- Untuk anak yang lebih besar, biarkan mereka memutuskan berapa lama mereka akan melakukan waktu istirahat. Minta mereka kembali saat mereka merasa siap.
4. Alihkan perhatian
Terkadang mengarahkan perhatian anak pada hal menarik yang terjadi di sekitar dapat mengurangi tantrum. Perubahan ini mungkin cukup untuk mengalihkan perhatian mereka dari penyebab amarah.
5. Akui rasa frustrasi anak
Memahami emosi anak terkadang dapat membantu mereka menjadi tenang. Meskipun tidak setuju dengan perasaan mereka, namun dengan memastikan orangtuanya mendengarkan rasa frustrasinya membuat anak menjadi lebih lega.
6. Hibur anak
Terkadang anak hanya perlu dihibur. Orangtua dapat mencoba menggendong anak dan berbicara dengannya dengan tenang sampai mereka tenang.
Pilihan Editor: 6 Masalah Perilaku Anak yang Tidak Boleh Diabaikan Orang Tua