TEMPO.CO, Jakarta - Selama Ramadan, frekuensi makan berkurang jadi dua kali sehari pada saat sahur dan berbuka puasa. Meski demikian, ahli gizi dan konten kreator edukasi kesehatan Putri MJ mengatakan jika tidak disertai pemilihan dan pengaturan makan yang tepat pada saat berbuka puasa maupun sahur maka asupan kalori harian justru bisa melampaui kebutuhan tubuh selama Ramadan.
"Puasa itu momen yang cukup bagus untuk mengurangi kalori, karena kita makan cuma dua kali, asalkan makanan yang kita pilih saat buka puasa dan sahur tepat sesuai kebutuhan gizi, yang sudah dikurangi untuk orang obesitas," katanya dalam acara edukasi mengenai obesitas di Jakarta, Senin, 4 Maret 2024.
Sarjana ilmu gizi dari Universitas Diponegoro itu mengatakan orang obesitas selama berpuasa bisa mengurangi asupan kalori 300-350 dengan pemantauan ahli gizi. Menurutnya, upaya pengurangan asupan kalori selama berpuasa bisa dilakukan dengan menjalankan diet defisit kalori terencana dibarengi olahraga.
Putri menyarankan orang yang berpuasa mengonsumsi banyak sayur dan buah saat sahur maupun berbuka puasa karena keduanya tidak mengandung kalori berlebih. Ia mengatakan porsi makan saat berbuka puasa sebaiknya tidak terlalu besar. Orang obesitas bisa berbuka puasa dengan es buah yang tidak menggunakan banyak susu.
Kurangi porsi nasi
Apabila terbiasa makan nasi sebagai makanan utama, Putri mengatakan porsinya lebih baik ditakar agar tidak menimbulkan kelebihan asupan kalori. Menurutnya, nasi juga bisa diganti dengan sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi, dan roti.
"Seperti yang ada di pedoman gizi seimbang, disarankan makan beraneka ragam karbohidrat. Jagung atau roti kalau kalorinya sekitar 400-500 sudah dibilang makan berat," jelasnya.
Ia juga menyarankan orang dengan obesitas berolahraga minimal150 menit sepekan apabila ingin menurunkan berat badan. "Olahraga enggak sembarangan, jadi benar-benar terukur, durasi memenuhi standar, dan juga dikombinasikan antara kardio dan angkat beban untuk mencapai penurunan berat badan," sarannya.
Pilihan Editor: Saran Pakar buat Penderita Diabetes yang Berniat Puasa Ramadan