Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Dampak Berbahaya Debu Bagi Paru-paru dan Mata, Bisa Memicu Silikosis

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
ilustrasi debu (pixabay.com)
ilustrasi debu (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Musim kemarau sering kali membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi paru-paru dan mata. Debu yang beterbangan di udara selama musim kemarau bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan. 

Debu berasal dari tanah kering, serta cuaca yang panas dan terik. Meskipun terlihat sepele, partikel kecil ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Tak hanya alergi, debu juga bisa berdampak dalam jangka waktu yang panjang. 

Lantas, apa saja dampak buruk debu musim panas bagi paru-paru dan mata?

Dampak buruk debu bagi paru-paru

Dikutip dari Oizom, debu yang beterbangan di udara dapat menimbulkan berbagai masalah pada sistem pernapasan. Partikel debu yang terhirup dapat menyebabkan iritasi sementara hingga kondisi serius seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK dan kanker paru-paru.

Biasanya, iritasi yang berasal dari debu dimulai dengan batuk dan bersin. Tubuh kita merespons debu dengan batuk dan bersin untuk mengeluarkan partikel debu dari saluran udara. Jika keadaan tidak membaik maka akan terjadi mengi. Mengi terjadi karena aliran udara yang terhambat oleh peradangan atau lendir di saluran udara, ditandai dengan suara bernada tinggi saat bernapas.

Batuk yang berkepanjangan bisa menyebabkan iritasi tenggorokan. Saat kondisi ini, Anda akan mengalami kesulitan menelan karena tenggorokan telah teriritasi. Akibatnya Debu dapat merusak lapisan pelindung saluran napas, membuatnya lebih rentan terhadap virus dan bakteri.

Jika bakteri dan virus telah tersarang di tubuh, maka debu akan merangsang produksi lender berlebih. Bakteri dan viruspun akan semakin tumbuh dan berkembang di saluran pernapasan.

Jenis dan ukuran partikel debu, serta durasi paparan, mempengaruhi seberapa berbahayanya debu bagi kesehatan manusia. Paparan jangka panjang terhadap debu, menyebabkan penyakit serius seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis atau PPOK.

Dilansir dari lamar resmi WHO, penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru-paru umum yang menyebabkan terbatasnya aliran udara dan masalah pernapasan. Kadang-kadang disebut emfisema atau bronkitis kronis.

Pada penderita PPOK, paru-paru bisa rusak atau tersumbat oleh dahak. Gejalanya berupa batuk, terkadang berdahak, kesulitan bernapas, mengi, dan kelelahan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, debu juga dapat memperparah gejala asma. Penderita asma dapat melakukan pembersihan rutin, penggunaan alat pembersih udara, dan meminimalkan paparan debu merupakan langkah kunci untuk mengelola asma.

Terakhir ada penyakit silikosis. Penyakit paru-paru jangka panjang yang disebabkan oleh menghirup debu silika kristalin, menyebabkan peradangan dan fibrosis pada jaringan paru-paru.

Dampak buruk debu bagi mata

Selain berdampak pada sistem pernapasan. ternyata debu juga berbahaya bagi mata. Paparan debu dapat menyebabkan berbagai masalah seperti iritasi mata. Gejala awal yang ditimbulkan menyebabkan mata menjadi kemerahan, gatal, dan berair, serta sensasi ada benda asing di mata.

Selanjutnya debu juga mengakibatkan penyakit Konjungtivitis. Yaitu peradangan pada konjungtiva mata akibat paparan debu, menyebabkan mata merah dan berair.

Debu yang langsung masuk ke dalam kornea mata akan menyebabkan infeksi pada kornea. Hal ini bisa terjadi jika partikel debu menyebabkan luka kecil pada permukaan mata.

Untuk melindungi diri dari bahaya debu, alangkah baiknya agar menggunakan masker dan kacamata di luar ruangan.

Dengan memahami bahaya debu dan mengambil langkah pencegahan yang tepat, kita bisa meminimalkan dampak buruk debu musim kemarau terhadap kesehatan paru-paru dan mata. Tetap waspada dan selalu jaga kesehatan untuk tetap produktif di tengah musim kemarau.

KARUNIA PUTRI | OIZOM | WORLD HEALTH ORGANIZATION
Pilihan editor: Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Tips buat Penderita Asma yang Hidup di Lingkungan Tak Sehat

12 hari lalu

Ilustrasi serangan asma. shutterstock
6 Tips buat Penderita Asma yang Hidup di Lingkungan Tak Sehat

Berikut enam tips buat penderita asma yang hidup di kota besar atau lingkungan yang mempengaruhi penyakit mereka.


Musim Pancaroba Bisa Berdampak ke Kondisi Mental dan Emosional

18 hari lalu

Ilustrasi hujan. Pexels/Kha Ruxury
Musim Pancaroba Bisa Berdampak ke Kondisi Mental dan Emosional

Bagi sebagian orang, musim pancaroba dapat mengganggu dan memicu perasaan cemas. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan rutinitas.


Kapan Musim Hujan 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

23 hari lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Kapan Musim Hujan 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

Beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai mengalami musim hujan. Berikut ini prediksi musim hujan pada 2024 di Indonesia menurut BMKG.


5 Barang-barang Penting yang Harus Disiapkan Saat Perjalanan Jauh di Musim Kemarau

25 hari lalu

Ilustrasi anak minum air putih. Unsplash.com/Johnny McClung
5 Barang-barang Penting yang Harus Disiapkan Saat Perjalanan Jauh di Musim Kemarau

Musim kemarau menjadi hal yang dikhawatirkan. Mulai dari dampak sosial hingga kesehatannya. Seperti suhu udara yang tinggi dan udara yang kering


Waspada Bagi yang Alergi Debu Karena September Puncak Kemarau, Ini Cara yang Bisa Dilakukan

26 hari lalu

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Waspada Bagi yang Alergi Debu Karena September Puncak Kemarau, Ini Cara yang Bisa Dilakukan

Bagi Anda yang memiliki alergi debu, musim kemarau ini mungkin terasa lebih berat. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menguranginya.


Karhutla Meluas di Kepulauan Bangka Belitung, Apa Pemicunya?

26 hari lalu

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Deniang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, pada Sabtu petang, 7 September 2024. FOTO/ANTARA-Kasmono
Karhutla Meluas di Kepulauan Bangka Belitung, Apa Pemicunya?

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meluas di Kepulauan Bangka Belitung. Musim kemarau bukan satu-satunya penyebabnya.


Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

27 hari lalu

Warga menggunakan alat Spriometri untuk menilai fungsi paru-paru, di puskesmas Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 14 Januari 2024. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Sumbar bersama pemerintah setempat melakukan pemeriksaan paru-paru gratis bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Marapi sebagai antisipasi agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia ternyata hanya memiliki satu paru-paru saja akibat mengalami infeksi paru-paru. Inilah gejalanya.


Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

27 hari lalu

Paus Fransiskus disambut oleh Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso setelah mendarat di Bandara Internasional Port Moresby Jackson, di Port Moresby, Papua Nugini, 6 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapan
Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.


Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

27 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Risiko Hidup dengan Satu Paru-Paru

Pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru, merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Apa saja resikonya?


Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

28 hari lalu

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Penyebab Orang Hanya Memiliki Satu Paru-paru

Paru-paru dalam tubuh manusia terdiri daMeskipun idealnya manusia memiliki dua organ paru-paru, namun pada beberapa kondisi beberapa orang mungkin hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi normal.