TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda merasa kerap sakit ketika memasuki musim pancaroba atau musim peralihan? Benar bahwa musim pancaroba dapat berdampak pada kesehatan, namun tahukah Anda bahwa perubahan musim dapat berdampak pada kesehatan mental?
Dikutip dari Healthline, biasanya cuaca dingin memberikan sinyal bagi tubuh untuk beristirahat yang mengakibatkan berkurangnya energi. Suhu yang lebih hangat dapat meningkatkan suasana hati, tetapi dengan batas 21 derajat celsius. Lebih dari suhu tersebut, Anda mungkin akan merasa lelah dan cenderung ingin menghindari panas.
Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau akan meningkatkan suhu. Dikutip dari informativenews.co.ls, paparan suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan produksi endorfin, yang merupakan zat kimia alami yang meningkatkan suasana hati melalui otak.
Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau juga bisa menimbulkan masalah kesehatan mental. Bagi sebagian orang, perubahan musim dapat mengganggu dan memicu perasaan cemas. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan rutinitas.
Perubahan cuaca ekstrem mempengaruhi aktivitas aktivitas seseorang. Dalam kondisi perubahan suhu, individu melakukan berbagai upaya penyesuaian untuk dapat bertahan dalam situasi tersebut. Kegagalan penyesuaian dapat menimbulkan berbagai masalah.
Pengaruh dari cuaca panas yang berkepanjangan pada perubahan kognitif misalnya perubahan fungsi otak dan kelemahan mental. Selain itu, cuaca panas juga dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa tingginya suhu dapat menimbulkan insomnia.
Sebagai negara tropis yang dilewati garis khatulistiwa, Indonesia menjadi negara yang tidak terhindarkan dari suhu panas yang hampir merata di berbagai daerah. Kecepatan angin, tutupan awan, dan kelembapan udara yang rendah berkontribusi pada meningkatnya suhu di Indonesia. Oleh karena itu, dampak suhu panas bagi kesehatan mental penduduk Indonesia kemungkinan juga besar.
Penting untuk menyadari bagaimana perubahan musim alias musim pancaroba dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional untuk mengambil langkah-langkah untuk mendukung diri kita sendiri selama masa ini. Hal ini dapat mencakup mempraktikkan perawatan diri, mempertahankan rutinitas yang seimbang, tetap terhubung dengan orang lain, dan mencari dukungan dari terapis atau konselor jika diperlukan.
HEALTHLINE I KORAN TEMPO
Pilihan editor: Alasan Mudah Sakit Saat Musim Pancaroba