Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Berbagai Dampak Buruk Kemoterapi: Seksualitas Hingga Meningkatkan Stres, Kecemasan dan Depresi

image-gnews
ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengobatan kanker, termasuk kemoterapi, meskipun menjadi harapan bagi banyak pasien untuk pulih dari penyakit yang mematikan ini, sering kali disertai dengan berbagai efek samping yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Efek samping ini dapat bervariasi dari yang ringan hingga yang parah, tergantung pada jenis dan intensitas pengobatan yang diterima. 

Kemoterapi, sebagai metode pengobatan yang umum digunakan, memiliki potensi menimbulkan berbagai reaksi tubuh seperti mual, kelelahan, kerontokan rambut, hingga dampak jangka panjang pada organ vital.

Dilansir dari my.clevelandclinic, kemoterapi dan terapi radiasi melawan kanker dengan menghancurkan sel kanker. Meskipun kemo dan radiasi dirancang untuk membunuh sel-sel kanker dan tidak menyisakan jaringan sehat, pengobatan ini terkadang merusak atau menghancurkan sel-sel normal. Kerusakan pada sel normal tersebut dapat menyebabkan efek samping.

Efek Kemoterapi

Dampak pada seksualitas

Dilansir dari CNAlifestyle, kemoterapi dapat mempengaruhi produksi hormon, baik pada pria maupun wanita. Pada wanita, hal ini bisa menyebabkan menopause dini, yang disertai dengan gejala seperti berkurangnya libido, kekeringan vagina, dan nyeri saat berhubungan seksual. Pada pria, kemoterapi dapat menurunkan kadar testosteron, yang juga dapat mengurangi libido dan menyebabkan disfungsi ereksi.

Stres, kecemasan, dan depresi yang sering menyertai pengobatan kanker juga bisa berdampak negatif pada kehidupan seksual. Pasien mungkin merasa kurang percaya diri atau cemas tentang performa seksual mereka.

Dampak pada citra diri

Kemoterapi dapat menyebabkan berbagai perubahan fisik seperti kerontokan rambut, perubahan berat badan, dan masalah kulit. Perubahan ini sering kali membuat pasien merasa kurang menarik dan mengurangi rasa percaya diri mereka.

Bagi banyak orang, rambut dan penampilan fisik adalah bagian penting dari identitas mereka. Kehilangan rambut akibat kemoterapi dapat mengganggu persepsi diri dan perasaan kewanitaan atau kelelakian.

Masalah ingatan

Dilansir adri cdc.gov, beberapa obat kemoterapi diketahui memiliki efek neurotoksik yang dapat merusak sel saraf dan jaringan otak. Ini dapat mengganggu fungsi normal otak, termasuk kemampuan mengingat dan memproses informasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pasien mungkin menemukan bahwa mereka kesulitan mengingat nama, tanggal, atau informasi baru yang mereka pelajari. Selain itu, Kemampuan untuk fokus pada tugas tertentu atau mempertahankan konsentrasi untuk periode waktu yang lama sering terganggu. Gangguan ini terkadang disebut "otak kemo", dan hal ini dapat menyulitkan pasien kanker untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari.

Penurunan nafsu makan

Dilansir dari mdanderson.org, salah satu efek samping yang paling umum dari kemoterapi adalah mual dan muntah. Rasa mual yang terus-menerus atau parah dapat membuat pasien merasa tidak nyaman dan kehilangan keinginan untuk makan.

Efek samping seperti diare atau sembelit juga umum terjadi selama kemoterapi. Ketidaknyamanan ini dapat mengurangi nafsu makan dan membuat pasien enggan makan. Selain itu, kemoterapi juga dapat menyebabkan perubahan pada indra pengecap, yang dikenal sebagai disgeusia. Makanan mungkin terasa pahit, terasa seperti logam, atau tidak enak sama sekali sehingga mengurangi nafsu makan.

Stres, kecemasan dan depresi

Efek samping fisik dari kemoterapi, seperti mual, kelelahan, kerontokan rambut, dan nyeri, dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan memperburuk stres serta kecemasan. 

Rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik yang terus-menerus dapat mengganggu tidur dan kesejahteraan umum, yang kemudian dapat berkontribusi pada perasaan depresi dan cemas.

Pengobatan kanker (kemoterapi) juga sering kali memaksa pasien untuk mengubah rutinitas harian mereka, mengurangi aktivitas sosial, dan menghadapi keterbatasan fisik. Isolasi sosial dan perubahan dalam peran dan aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan perasaan stres dan kesepian.

Pilihan editor: Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp 21 Triliun

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

1 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

Masalah kesehatan mental ini dapat ditangani dengan menjaga pola hidup hingga mengenai dengan baik gejala-gejala pemicunya.


Bagaimana Depresi Bisa Menular?

1 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Bagaimana Depresi Bisa Menular?

Sebuah penelitian menunjukan adanya pengaruh kontak fisik terhadap penularan depresi serta kontribusinya pada kesehatan mental seseorang


Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Dok: StockXpert
Penelitian Ungkap Perempuan dengan Pasangan ADHD Lebih Berisiko Depresi

Studi menunjukkan sekitar 59 persen wanita dengan pasangan pengidap ADHD mengalami depresi dengan gejala yang bervariasi dari ringan hingga berat.


Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

12 hari lalu

Ilustrasi tewas/meninggal/mayat. Shutterstock
Seorang Pria di Kabupaten Malang Ditemukan Tewas di Halaman Rumah, Diduga Akibat Sakit Menahun

Istri dan anggota keluarga korban yang lain menolak jasad warga Pakis, Kabupaten Malang itu diautopsi.


Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

14 hari lalu

Ilustrasi peduli kanker payudara. Shutterstock
Pasien Kanker Payudara Diminta Tak Mudah Percaya Informasi yang Tidak Terbukti

Informasi di media sosial dan internet bisa menyesatkan dan membuat takut pasien kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan.


Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

15 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

Peraturan baru dari Meta tentang peningkatan keamanan pada akun remaja menjadi sorotan. Bagaimana faktanya?


7 Gejala Kanker Laring yang Sering Diabaikan, Suara Parau sampai Sulit Menelan

17 hari lalu

Ilustrasi Pita suara. Shutterstock
7 Gejala Kanker Laring yang Sering Diabaikan, Suara Parau sampai Sulit Menelan

Selain suara parau, berikut gejala kanker laring lainnya sehingga pasien disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.


Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

17 hari lalu

Ilustrasi wanita stress. TEMPO/Zulkarnain
Cemas dan Stres Berkepanjangan Picu Sakit Jantung

Faktor munculnya sakit jantung bisa disebabkan akibat cemas atau stres yang berkepanjangan.


Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

25 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Psikiater Ungkap Perlunya Perubahan Narasi Seputar Bunuh Diri untuk Pencegahan

Narasi seputar bunuh diri perlu diubah untuk memahami dan mencarikan solusi bagi yang berniat bunuh diri, kata psikiater.


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

32 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.