TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang berpendapat usus buntu tak ada gunanya bagi kesehatan. Tapi jika ada masalah pada usus ini maka bisa menyebabkan apendisitis atau radang usus buntu dan sakitnya luar biasa.
Apendisitis terjadi ketika usus buntu tersumbat, bengkak, atau infeksi. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang berusia 10-30 tahun dengan 8,6 persen laki-laki dan 6,7 persen perempuan pernah mengalami dalam hidupnya.
"Kabar baiknya, dengan teknologi dan pengobatan modern, radang usus buntu tak lagi mengancam nyawa," kata Dr. Kiran Turaga, pengajar bedah di Sekolah Kedokteran Yale di Amerika Serikat, kepada HuffPost.
Akan tetapi, sekitar separuh penderita apendisitis tak mengalami gejala yang sama, biasanya nyeri spesifik, demam, dan muntah. Gejala ini biasanya muncul pada anak, ibu hamil, dan lansia. Berikut gejala yang biasa muncul.
Sakit perut di bagian kanan bawah
Karena usus buntu terletak di sisi kanan bawah tubuh, penderita akan merasakan sakit di area tersebut. "Rasa sakit biasanya muncul di sekitar pusar dan kemudian bergerak ke kanan bawah perut, terasa lebih tajam dan parah seiring waktu," jelas Dr. Kristy Ziontz dari Hackensack Meridian Health Bayshore Medical Center di Amerika Serikat.
Sembelit atau diare
Menurut Dr. Supriya Rao, gastroenterolog dan direktur penurunan berat badan di Lowell General Hospital, pasien apendisitis bisa mengalami sembelit atau diare.
Nyeri punggung bawah
Nyeri di punggung bawah yang tak mau pergi biasanya juga bergerak ke bagian kanan punggung, mirip rasa sakit pada masalah tulang belakang atau masalah punggung kronis. Sebagian orang bahkan merasakan sakit sampai urat keting dan anus.
Tak nafsu makan
Jika merasa kehilangan nafsu makan, biasanya ini gejala awal apendisitis, kata Turaga.
Sakit saat bergerak
Gejala lain adalah sakit saat bergerak. "Rasa sakit karena penyakit usus buntu tak bisa hilang begitu saja dan biasanya semakin parah saat melakukan gerakan seperti membungkuk, bersin, atau batuk," ujar Rao.
Pilihan Editor: 3 Masalah Batu Empedu, Penyebab dan Bedanya