TEMPO.CO, Jakarta - Di zaman yang semakin modern dan semakin banyak orang yang menunda perkawinan karena mengejar pendidikan, sukses, atau karir, masih banyak pula yang memutuskan menikah di usia muda. Contohnya pesohor bintang "Stranger Things" Millie Bobby Brown, 20 tahun, yang baru-baru ini menikah dengan putra bintang rock Jon Bon Jovi, yakni Jake Bongiovi, yang berumur 22 tahun.
Terapis menjelaskan tak ada aturan universal pada usia berapa orang harus menikah. Semua tergantung pasangan itu sendiri, keluarga, dan tujuan menikah muda. Namun, tetap ada faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan menyangkut waktu yang tepat untuk membangun rumah tangga.
"Tergantung apa yang cocok buat pasangan dan artinya apa yang cocok buat tak selalu harus cocok dengan keinginan keluarga atau teman-teman," kata psikoterapis Stephanie Sarkis kepada USA Today.
Plus minus menikah muda
Meski sudah tak umum di aman sekarang, menikah muda banyak manfaatnya. Menurut Sarkis, usia awal 20-an bisa membawa perubahan besar pada hidup seseorang dan menjalaninya dengan pasangan hidup dapat membuat berbagai tantangan lebih mudah dihadapi.
Waktu yang tepat untuk menikah tentu tergantu kematangan setiap orang dan alasan untuk berumah tangga. Brown mengaku alasannya mantap berumah tangga karena menganggap Bongiovi sebagai orang yang tepat.
Sebaliknya, menikah muda bisa jadi keputusan buruk bila pasangan belum siap dan masih banyak masalah yang perlu dihadapi. Contohnya menurut Sarkis, kepribadian yang belum stabil atau matang, atau karena pengaruh orang-orang sekitar. Sementara orang yang berusia lebih tua biasanya cenderung lebih stabil dan matang.
Terapis keluarga dan perkawinan Erik Anderson mengatakan usia orang menikah mungkin mencerminkan nilai-nilai yang dipegang pasangan. Contohnya keyakinan dan harapan punya keluarga besar.
Pilihan Editor: Alasan Pria Bertahan dalam Pernikahan Tak Bahagia