TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi-hepatologi RS Siloam Kebon Jeruk, Hasan Maulahela, menjelaskan berbagai penanganan untuk mengatasi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan tukak lambung. Tindakan penanganan untuk GERD dan tukak lambung dapat bervariasi, tergantung penyebab serta tingkat keparahan kondisi pasien.
Umumnya orang bisa mengontrol gejala GERD melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan. Namun dalam beberapa kasus, GERD butuh perawatan jangka panjang. Tukak lambung juga bisa sembuh sepenuhnya dengan pengobatan sesuai petunjuk dokter, terutama pada kasus yang disebabkan infeksi Helicobacter pylori. Namun hasil pengobatan dapat bervariasi tergantung berbagai faktor, termasuk kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan penyebab utama tukak lambung.
Baca juga:
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisir agar GERD dan tukak lambung tidak bertambah parah adalah dengan mengatur pola makan, menghindari faktor pemicu, dan mengonsumsi obat sesuai resep dan petunjuk dokter. Pemeriksaan untuk GERD dan tukak lambung antara lain:
Endoskopi
Pemeriksaan melibatkan penggunaan tabung fleksibel yang dilengkapi kamera untuk melihat lapisan dalam kerongkongan, lambung, atau usus 12 jari. Endoskopi memungkinkan dokter mendapatkan gambaran langsung tentang peradangan, luka, atau tukak yang mungkin terbentuk.
Biopsi
Selama endoskopi, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk dianalisis di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri atau perubahan sel yang menunjukkan kemungkinan kanker.
Tes asam 24 jam
Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah asam lambung yang masuk ke kerongkongan selama 24 jam. Selama tes ini pasien akan dipasangkan alat kecil di kerongkongan dan alat tersebut akan merekam secara otomatis tingkat asam dari lambung.
Manometri esofagus
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kontraksi otot esofagus dan fungsi kerongkongan. Manometri esofagus dilakukan dengan memasukkan tabung tipis yang sudah dilengkapi sensor ke dalam kerongkongan untuk merekam aktivitas otot saat pasien menelan.
Pemeriksaan urea napas
Tes ini sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori. Pasien akan menghirup urea yang mengandung isotop dan jika terdeteksi Helicobacter pylori dalam lambung maka bakteri akan mengubah urea menjadi karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui napas.
Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, dokter juga akan melihat riwayat medis pasien, melakukan wawancara mengenai gejala, dan mengobservasi kondisi pasien secara keseluruhan. Hal ini membantu dalam memberikan diagnosis yang akurat dan menentukan penanganan yang tepat, apakah pasien mengalami GERD atau tukak lambung.
Pilihan Editor: Tips Bedakan Gejala Maag dan Serangan Jantung