Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Diabetes yang Dapat Menjadi Gangguan Tidur

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kesulitan tidur, gangguan tidur ataupun insomnia memiliki keterkaitan penyebab dengan diabetes.

Dilansir dari laman Psychology Today, dokter Michael J. Breus Ph.D. menyebutkan bahwa adanya gangguan tidur dengan diabetes. “Jadwal tidur yang tidak teratur dan gangguan tidur dapat meningkatkan risiko diabetes dan juga membuat pengelolaan penyakit menjadi lebih sulit,” katanya.

Apnea tidur obstruktif atau OSA adalah gangguan tidur yang paling umum pada penderita diabetes. Dari berbagai penelitian, sebanyak 86 persen juga mengalami apnea tidur obstruktif. Penderita diabetes memiliki memiliki risiko lebih tinggi terkena OSA dan penderita OSA memiliki risiko lebih tinggi karena diabetes. Para ilmuwan masih berupaya memahami cara kerja kondisi kedua penyakit ini mempengaruhi satu sama lain. Akan tetapi, jelas diketahui bahwa obesitas berperan penting dalam sleep apnea dan diabetes. 

OSA ialah apnea tidur obstruktid adalah kondisi yang ditandai dengan periode pernapasana yang menurun atau terputus-putus selama tidur. Pada penderita OSA, saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya, sehingga aliran udara terputus untuk sementara.

OSA membuat kuliatas tidur individu terganggu dan dapat menyebabkan tidur menjadi terfragmentasi serta gelisah, sehingga membuat penderitanya sering terbangun sebab pernapasan mereka terganggu.

Gangguan tidur atau insomnia memiliki keterkaitan penyebab dengan diabetes. Insomnia dapat mencakup beberapa gangguan jenis tidur, seperti kesulitan untuk tidur, kesulitan untuk tetap tidur, bangun pagi, dan bangun dalam kondisi tidak segar.

Insomnia juga dapat terjadi bersamaan dengan diabetes, baik karena disfungsi metabolisme yang medasarinya atau karena gejala diabetes atau keduanya. Diabetes tipe 2 adalah golongan penyakit diabetes yang paling sering dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan pola makan dan olahraga.

Jika masalah tidur tergolong serius, maka diabetes cenderung lebih parah dan kurang terkontrol. Hal ini membuat tidur mempengaruhi banyak elemen yang mempengaruhi perkembangan dan perjalanan penyakit, mulai dari hormon hingga berat badan dan kebiasaan makan, hingga suasana hati, stres, dan fungsi kekebalan tubuh. Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak semua penderita diabetes mengalami kesulitan tidur. 

Penyebab mendasar diabetes, termasuk disfungsi ritme sirkadian (gangguan pada jam biologis) dan gangguan hormon metabolikm dapat menyebabkan masalah tidur ini. Akan tetapi, gejala diabetes itu sendiri juga dapat mengakibatkan tidur yang terputus-putus, gelisah, tidak segar, dan tidak cukup. 

Penderita diabetes dapat mengalami berbagai gejala mengganggu tidur, seperti:

1.     Sering buang air kecil

Hal ini adalah gejala umum hiperglikemia, atau kadar gula darah tinggi yang dapat terjadi pada siang dan malam hari. Kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari dikenal sebagai nokturnia. Kebutuhan ini dapat mengganggu kualitas tidur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2.     Rasa haus yang berlebihan

Rasa haus yang berlebihan atau dehidrasi adalah gejala hiperglikemia dan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Gejala ini dapat mengganggu kualitas tidur.

3.     Kelaparan

Gejala ini disebabkan kadar gula darah tinggi dan rendah. Sulit untuk tertidur dalam keadaan lapar. Kemudian, makan banyak sebelum tidur juga dapat mengganggu tidur.

4.     Berkeringat

Tanda gula darah rendah ini dapat mencegah penderita tertidur dan berakibat pada gangguan tidur. Tidak hanya itu, berkeringat juga dapat mengganggau kualitas tidur di malam hari.

5.     Kecemasan dan Mudah Tersinggung

Gula darah rendah dapat memicu kecemasan. Gangguan ini dapat membuat kualitas tidur terganggu dan menyebabkan insomnia. Penderita dengan gula darag rendag juga dapat mengalami pusing dan jantung berdebar-debar, detak jantung yang cepat atau debar-debar jantung ini dapat mengganggu kemampuan tidur mereka.

6.     Neuropati Diabetik

Penderita diabetes sering mengalami kerusakan saraf. Bentuk neuropati diabetk yang paling umum biasanya menyerang kaki dan tungkai, dan terkadang tangan dan lengan yang menimbulkan rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, dan kepekaan, ekstrem terhadap sentuhan. 

Pilihan editor: Anatomi Resiko Diabetes pada Tahap Awal Skizofrenia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

1 jam lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Kabar Gembira untuk Penyuka Kopi, 6 Manfaat Minum Kopi Bagi Kesehatan

Berbagai penelitian sebut kopi punya banyak manfaat untuk kesehatan, mulai dari menjaga kesehatan kesehatan jantung hingga turunkan risiko diabetes.


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

5 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

7 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Mahasiswa Unila Bikin Permen Jelly dari Ekstrak Pegagan untuk Gen Z Atasi Insomnia

11 hari lalu

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Lampung (Unila) membuat inovasi Lyca, permen jelly pereda insomnia yang dirancang khusus untuk generasi z. Dok. Unila
Mahasiswa Unila Bikin Permen Jelly dari Ekstrak Pegagan untuk Gen Z Atasi Insomnia

Sekelompok mahasiswa Universitas Lampung (Unila) membuat permen jelly dengan memanfaatkan ekstrak daun pegagan untuk atasi insomnia.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

11 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

12 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

13 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

13 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

13 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.