Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PPOK Penyebab Kematian Sinead O'Connor, Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis?

image-gnews
Sinead O'Connor tampil di O2 Shepherd's Bush Empire pada 16 Desember 2019 di London, Inggris. REUTERS
Sinead O'Connor tampil di O2 Shepherd's Bush Empire pada 16 Desember 2019 di London, Inggris. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab kematian penyanyi sekaligus aktivis Irlandia Sinead O'Connor sekitar satu tahun lalu akhirnya terungkap. Bintang berusia 56 tahun itu meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma bronkial, menurut laporan Irish Independent yang dilansir People di AS.

Mengutip laporan tersebut, sertifikat kematian penyanyi "Nothing Compares 2 U" secara resmi didaftarkan oleh mantan suaminya John Reynolds ke London Inner South Coroner's Court, London pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu.

"Sinead O’Connor meninggal karena penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma, sertifikat kematiannya telah dikonfirmasi," tulis laporan tersebut.

Wanita yang menyatakan mualaf pada 2018 itu juga menderita infeksi saluran pernapasan, yang berpuncak pada kematiannya di London pada 26 Juli 2023 lalu. Saat itu, situs web Pengadilan Koroner menyatakan bahwa "tidak ada penyebab medis kematian yang disebutkan". Tak lama setelah kematiannya, juru bicara Scotland Yard memberi tahu People bahwa kematiannya "tidak dianggap mencurigakan".

Mengenal Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Dikutip dari Mayo Clinic, PPOK adalah penyakit radang paru kronik yang menyebabkan aliran udara dari paru-paru terhambat. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (dahak), dan mengi. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi. Orang dengan PPOK memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker paru-paru, dan berbagai kondisi lainnya.

Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi yang paling umum yang menyebabkan PPOK. Kedua kondisi ini biasanya terjadi bersamaan dan dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya di antara penderita PPOK.

Bronkitis kronis adalah peradangan pada lapisan saluran bronkial, yang membawa udara ke dan dari kantung udara (alveoli) paru-paru. Kondisi ini ditandai dengan batuk harian dan produksi lendir (sputum).

Emfisema merupakan suatu kondisi di mana alveoli pada ujung saluran udara terkecil (bronkiolus) paru-paru hancur akibat paparan asap rokok dan gas serta partikulat lain yang dapat mengiritasi.

Gejala

Gejala PPOK sering kali tidak muncul hingga terjadi kerusakan paru-paru yang signifikan, dan biasanya makin parah seiring berjalannya waktu, terutama jika paparan merokok terus berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanda dan gejala PPOK dapat meliputi:

  • Sesak napas terutama saat melakukan aktivitas fisik
  • Mengi
  • Sesak di dada
  • Batuk kronis yang dapat menghasilkan lendir (sputum) yang berwarna bening, putih, kuning atau kehijauan
  • Infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi
  • Kekurangan energi
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan (pada tahap selanjutnya)
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki atau tungkai

Pengidap PPOK juga cenderung mengalami episode yang disebut eksaserbasi, di mana gejala mereka menjadi lebih buruk daripada variasi harian biasanya dan bertahan setidaknya selama beberapa hari.

Faktor risiko

Sementara itu, faktor risiko untuk PPOK meliputi:

  • Paparan asap tembakau. Faktor risikoPPOK yang paling signifikan adalah kebiasaan merokok dalam jangka panjang. Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak bungkus rokok yang Anda hisap, semakin besar risiko mengidap PPOK. Begitu pula orang-orang yang terpapar asap rokok dalam jumlah besar.

  • Orang dengan asma.Asma, penyakit radang saluran napas kronis, dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan PPOK. Kombinasi asma dan merokok semakin meningkatkan risiko PPOK.

  • Paparan debu dan bahan kimia di tempat kerja.Paparan asap, uap, dan debu kimia dalam jangka panjang di tempat kerja dapat menyebabkan iritasi dan radang paru-paru.

  • Paparan asap dari pembakaran bahan bakar.Di negara berkembang, orang yang terpapar asap dari pembakaran bahan bakar untuk memasak dan memanaskanruangan di rumah yang berventilasi buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena PPOK.

  • Kelainan genetik yang jarang terjadi, yaitu defisiensi alfa-1-antitripsin, merupakan penyebab beberapa kasus PPOK. Faktor genetik lainnya kemungkinan membuat perokok tertentu lebih rentan terhadap penyakit ini.

Pilihan Editor: Bulan Kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Percepatan Edukasi Diperlukan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

2 hari lalu

Ilustrasi pasangan memiliki hewan peliharaan. Freepik.com/Lookstudio
Punya Alergi Tapi Ingin Miliki Hewan Peliharaan, Begini Solusinya

Bagi Anda pecinta hewan peliharaan, tetapi memiliki alergi. Berikut cara mengatasi alergi tersebut.


Begini Reaksi Declan Rice dan Jack Grealish yang Dapat Sambutan Dingin saat Timnas Inggris Kalahkan Irlandia 2-0

8 hari lalu

Pemain Timnas Inggris Jack Grealish berselbrasi bersama  Anthony Gordon dan Harry Kane REUTERS/Damien Eagers
Begini Reaksi Declan Rice dan Jack Grealish yang Dapat Sambutan Dingin saat Timnas Inggris Kalahkan Irlandia 2-0

Declan Rice dan Jack Grealish pernah bermain untuk Timnas Irlandia di level kelompok umur sebelum berpaling membela Timnas Inggris.


Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

8 hari lalu

Warga menggunakan alat Spriometri untuk menilai fungsi paru-paru, di puskesmas Sungai Pua, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 14 Januari 2024. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Sumbar bersama pemerintah setempat melakukan pemeriksaan paru-paru gratis bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Marapi sebagai antisipasi agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Mengenal Gejala Infeksi yang Sebabkan Paus Fransiskus Hidup dengan Satu Paru-paru

Paus Fransiskus yang berkunjung ke Indonesia ternyata hanya memiliki satu paru-paru saja akibat mengalami infeksi paru-paru. Inilah gejalanya.


Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

17 hari lalu

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell mendesak 27 negara anggota untuk menjatihkan sanksi terhadap menteri ekstremis Israel


Cara Mengatasi Gigi Sensitif dengan Minim Bahan Kimia

21 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. shutterstock.com
Cara Mengatasi Gigi Sensitif dengan Minim Bahan Kimia

Pakar mengatakan meski banyak pasta gigi yang tersedia untuk gigi sensitif, ia lebih menyarankan memilih pasta gigi dengan bahan alami.


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

30 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.


Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

31 hari lalu

Ilustrasi perawatan kulit ibu hamil. Shutterstock
Kandungan Produk Perawatan yang Bahayakan Ibu Hamil dan Dampaknya

Kandungan fenol dan paraben, bahan kimia yang umum pada kosmetik dan produk perawatan kulit, dapat meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil.


Eks CEO Youtube Susan Wojcicki Meninggal Akibat Kanker Paru, Ini Penyebab dan Gejala nya

31 hari lalu

Susan Wojcicki umumkan mengundurkan diri sebagai CEO Youtube pada Kamis, 16 Februari 2023. Foto: Instagram/@susanwojcicki
Eks CEO Youtube Susan Wojcicki Meninggal Akibat Kanker Paru, Ini Penyebab dan Gejala nya

Susan Wojcicki eks CEO YouTube dan eksekutif Google meninggal di usia 56 tahun setelah dua tahun berjuang melawan kanker paru-paru.


Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

31 hari lalu

Seorang wanita melintas dengan latar belakang Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Januarta 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Dokter Sebut Manfaat Teknik Pernapasan untuk Hadapi Polusi Udara

Latihan teknik pernapasan diperlukan untuk menghadapi polusi udara dan membantu mengurangi sesak napas dan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.


Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

32 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Pulmonolog Sebut Sederet Gejala Kanker Paru sehingga Perlu Deteksi Dini

Dokter paru menyebut beberapa gejala yang harus diwaspadai yang berhubungan dengan kanker paru dan memerlukan deteksi dini.