Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seluk-beluk Influencer: Apa Itu Psikologi Influence?

image-gnews
Ilustrasi influencer. Freepik.com
Ilustrasi influencer. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam semesta influencer dikenal psychology influence atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai psikologi pengaruh, yang merupakan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud memang ditunjukan secara persuasif untuk mempengaruhi banyak orang, bahkan dilakukan secara tidak sadar. 

Ketika seseorang menunjukkan suatu tips atau memperagakan gerakan tarian yang kemudian diikuti oleh banyak orang, secara sederhana itu termasuk dalam psikologi persuasi. Pelaku dari tindakan ini biasanya dikenal orang banyak dan memiliki pengaruh sehingga pengikutnya tak sadar sedang meniru apa yang ia lakukan.  

Mengenal Psikologi Pengaruh

Mengutip dari Grin.id psikologi pengaruh atau persuasi saat ini muncul dalam bentuk modern dengan munculnya influencer. Jika dulu, orang-orang akan terpengaruh dengan iklan komersial di majalah, televisi, maupun koran, saat ini muncul media sosial yang menjadi jalan munculnya orang-orang yang mempunyai pengaruh untuk membuat masyarakat mengikuti tindakan mereka.  

Disebutkan juga jika perbedaan psikologi pengaruh saat ini juga dilihat dari jangkauannya. Dengan media sosial informasi bisa diketahui hampir di seluruh dunia. Kemudian, dengan media sosial juga mampu memperkenalkan para influencer ini secara lebih personal dan terasa lebih dekat daripada zaman dahulu. Mereka mengenalkan dirinya bahkan pada level privat untuk menunjukkan sisi lainnya.  

Munculnya para influencer ini sering mengarah untuk menjalankan strategi pemasaran. Dan ini cukup berhasil. Sehingga dampak psikologi persuasi ini akan mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang konsumtif. Seringkali keputusan yang salah akan membawa orang untuk bertindak untuk melakukan pemborosan.  

Prinsip-prinsip Psikologi Pengaruh

Meskipun demikian, tidak semua psikologi persuasi mengarah pada unsur pemasaran. Di era maraknya media sosial, para influencer juga memberi pengaruh tindakan yang akan diambil masyarakat mulai dari, gaya hidup, pekerjaan, hubungan, hingga kegiatan sehari-hari.

Dikutip dari Psychology Today, ada prinsip-prinsip yang mempengaruhi terjadinya psikologi pengaruh ini: 

1. Kesukaan

Orang mudah terdorong untuk melakukan sesuatu dengan alasan menyukai tokoh atau seseorang. Hal ini bisa dilihat jika semakin baik citra tokoh kemudian disukai banyak penggemar, maka semakin banyak yang akan mengikuti perilakunya atau membeli apa yang dipromosikan. Pengikut cenderung percaya dengan apa yang dilakukan karena merasa adanya ikatan personal dengan tokoh atau influencer tersebut. Efek mengikuti apa yang dilihat dari orang yang disukai cenderung tidak disadari atau pengikut merasa ini terjadi begitu saja.  

2. Timbal Balik

Timbal balik merupakan perasaan ingin membalas budi atas apa yang sudah diberikan oleh para influencer kepada pengikutnya. Ketika pengikut merasa telah dihibur atau diberi manfaat dari tokoh, pengikut merasa harus memberi kontribusi atas kerja keras yang telah dilakukan. Jika itu promosi produk, pengikut akan ikut membeli produk itu atau membagikan promosi konten kepada orang lain.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Bukti Sosial

Influencer saat ini mempunyai pengaruh hingga pada level membantu mengurangi keraguan pengikutnya. Para pengguna media sosial mencari arah untuk melakukan sesuatu dari para influencer dan review yang mereka berikan. Baik soal produk atau soal tips-tips kesehatan, bahkan soal memasak. Hal-hal sederhana banyak diulas oleh para influencer sehingga memberikan informasi yang memandu keputusan pengikutnya berdasarkan pengalaman mereka.  

4. Konsistensi 

Ketika seseorang memiliki komitmen, mereka cenderung akan mengulanginya. Kecenderungan ini dibuat untuk melakukan strategi pemasaran dengan membuat orang terlibat se-konsisten mungkin. Misalnya, ketika orang menyukai film mereka akan meluangkan waktu untuk menonton film. Hal tersebut membuat ide untuk menciptakan platform film agar orang mau membayar untuk berlangganan.  

5. Otoritas

Orang cenderung mengikuti saran atau pendapat orang yang mereka anggap ahli. Di media sosial, otoritas dapat dibangun melalui sertifikasi, penghargaan, atau membuat konten ahli. Merek dan individu yang secara konsisten menunjukkan keahlian mereka di media sosial atau melalui pemasaran konten dapat mempengaruhi keputusan pengikut mereka secara signifikan. 

6. Kelangkaan

Ada kecenderungan orang memiliki barang yang terbatas atau menginginkan sesuatu yang bersifat eksklusif. Kelangkaan ini yang kemudian mendorong permintaan. Seperti konten eksklusif yang malah semakin diminati karena mereka sebelumnya sudah percaya kemudian terdorong untuk menindaklanjutinya dengan cepat, yang tidak semua orang bisa melakukannya. 

PSYCHOLOGY TODAY | GRIN
Pilihan editor: Aksi Kawal Putusan MK, Guru Besar UGM: Pembuktian Anak Muda Sadar Demokrasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

9 jam lalu

Pria yang diduga mengalami pemukulan oleh paspampres. Foto : X
Paspampres Disorot Usai Anggotanya Diduga Pukul Pemuda Selfie dengan Jokowi, Berikut Sejumlah Kasus Paspampres

Paspampres kembali dapat sorotan setelah anggotanya diduga memukul pemuda yang selfie dengan Jokowi. Ini sejumlah kasus yang melibatkan Paspampres.


Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

1 hari lalu

Ilustrasi lingerie. shutterstock.com
Viral Perempuan ke Kampus Pakai Lingerie, Psikolog Singgung Etika Berbusana

Belum lama ini viral di medsos soal memakai lingerie ke lingkungan kampus. Psikolog sebut kesopanan dan etika berbusana.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

1 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

2 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

3 hari lalu

Ilustrasi remaja perempuan sedang melihat gawai. (Unsplash/Luke Porter)
Pemicu Remaja Terpengaruh Hal Negatif, Media Sosial dan Kurang Percaya Diri

Pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk, selain karena korban pola asuh yang kurang maksimal.


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

5 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

6 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024.  Foto: TEMPO| Pribadi Wicaksono.
Artis dan Influencer Ramai-ramai Mencalonkan Diri di Pilkada, Anies: Harusnya Ada Rekam Jejak

Anies turut menanggapi fenomena artis atau influencer yang ramai bergabung dalam partai politik dan mencalonkan diri di Pilkada 2024.


Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

6 hari lalu

Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Soponyono di kawasan Rungkut Asri Utara, Surabaya pada Jumat 6 September 2024. TEMPO/Hanaa Septiana
Terkini: Jokowi akan Reshuffle Menteri lagi, Sri Mulyani Didesak Keluarkan Aturan Antidumping Keramik Cina

Terkini: Jokowi akan kembali melakukan reshuffle menteri menjelang akhir jabatan. Sri Mulyani didesak keluarkan aturan antidumping keramik Cina.


Presiden Jokowi: Medsos Makin Dominan, Media Konvensional Mulai Terdesak

6 hari lalu

Presiden Jokowi menyampaikan sambutan saat membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024 di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 8 September 2024. MTQ Nasional ke-30 yang bertema Mewujudkan Masyarakat Cinta Al-Quran untuk Bangsa yang Bermartabat di Bumi Nusantara itu diikuti 1.998 peserta terdiri dari 1.567 peserta inti dan 431 cadangan dari 35 provinsi yang akan mengikuti delapan cabang perlombaan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Presiden Jokowi: Medsos Makin Dominan, Media Konvensional Mulai Terdesak

Presiden Jokowi mengatakan, perkembangan pesat dunia digital membawa kemudahan di mana setiap orang kini bisa menjadi wartawan pelapor informasi


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

8 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.