TEMPO.CO, Jakarta - Dalam semesta influencer dikenal psychology influence atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai psikologi pengaruh, yang merupakan dorongan untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan yang dimaksud memang ditunjukan secara persuasif untuk mempengaruhi banyak orang, bahkan dilakukan secara tidak sadar.
Ketika seseorang menunjukkan suatu tips atau memperagakan gerakan tarian yang kemudian diikuti oleh banyak orang, secara sederhana itu termasuk dalam psikologi persuasi. Pelaku dari tindakan ini biasanya dikenal orang banyak dan memiliki pengaruh sehingga pengikutnya tak sadar sedang meniru apa yang ia lakukan.
Mengenal Psikologi Pengaruh
Mengutip dari Grin.id psikologi pengaruh atau persuasi saat ini muncul dalam bentuk modern dengan munculnya influencer. Jika dulu, orang-orang akan terpengaruh dengan iklan komersial di majalah, televisi, maupun koran, saat ini muncul media sosial yang menjadi jalan munculnya orang-orang yang mempunyai pengaruh untuk membuat masyarakat mengikuti tindakan mereka.
Disebutkan juga jika perbedaan psikologi pengaruh saat ini juga dilihat dari jangkauannya. Dengan media sosial informasi bisa diketahui hampir di seluruh dunia. Kemudian, dengan media sosial juga mampu memperkenalkan para influencer ini secara lebih personal dan terasa lebih dekat daripada zaman dahulu. Mereka mengenalkan dirinya bahkan pada level privat untuk menunjukkan sisi lainnya.
Munculnya para influencer ini sering mengarah untuk menjalankan strategi pemasaran. Dan ini cukup berhasil. Sehingga dampak psikologi persuasi ini akan mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan yang konsumtif. Seringkali keputusan yang salah akan membawa orang untuk bertindak untuk melakukan pemborosan.
Prinsip-prinsip Psikologi Pengaruh
Meskipun demikian, tidak semua psikologi persuasi mengarah pada unsur pemasaran. Di era maraknya media sosial, para influencer juga memberi pengaruh tindakan yang akan diambil masyarakat mulai dari, gaya hidup, pekerjaan, hubungan, hingga kegiatan sehari-hari.
Dikutip dari Psychology Today, ada prinsip-prinsip yang mempengaruhi terjadinya psikologi pengaruh ini:
1. Kesukaan
Orang mudah terdorong untuk melakukan sesuatu dengan alasan menyukai tokoh atau seseorang. Hal ini bisa dilihat jika semakin baik citra tokoh kemudian disukai banyak penggemar, maka semakin banyak yang akan mengikuti perilakunya atau membeli apa yang dipromosikan. Pengikut cenderung percaya dengan apa yang dilakukan karena merasa adanya ikatan personal dengan tokoh atau influencer tersebut. Efek mengikuti apa yang dilihat dari orang yang disukai cenderung tidak disadari atau pengikut merasa ini terjadi begitu saja.
2. Timbal Balik
Timbal balik merupakan perasaan ingin membalas budi atas apa yang sudah diberikan oleh para influencer kepada pengikutnya. Ketika pengikut merasa telah dihibur atau diberi manfaat dari tokoh, pengikut merasa harus memberi kontribusi atas kerja keras yang telah dilakukan. Jika itu promosi produk, pengikut akan ikut membeli produk itu atau membagikan promosi konten kepada orang lain.
3. Bukti Sosial
Influencer saat ini mempunyai pengaruh hingga pada level membantu mengurangi keraguan pengikutnya. Para pengguna media sosial mencari arah untuk melakukan sesuatu dari para influencer dan review yang mereka berikan. Baik soal produk atau soal tips-tips kesehatan, bahkan soal memasak. Hal-hal sederhana banyak diulas oleh para influencer sehingga memberikan informasi yang memandu keputusan pengikutnya berdasarkan pengalaman mereka.
4. Konsistensi
Ketika seseorang memiliki komitmen, mereka cenderung akan mengulanginya. Kecenderungan ini dibuat untuk melakukan strategi pemasaran dengan membuat orang terlibat se-konsisten mungkin. Misalnya, ketika orang menyukai film mereka akan meluangkan waktu untuk menonton film. Hal tersebut membuat ide untuk menciptakan platform film agar orang mau membayar untuk berlangganan.
5. Otoritas
Orang cenderung mengikuti saran atau pendapat orang yang mereka anggap ahli. Di media sosial, otoritas dapat dibangun melalui sertifikasi, penghargaan, atau membuat konten ahli. Merek dan individu yang secara konsisten menunjukkan keahlian mereka di media sosial atau melalui pemasaran konten dapat mempengaruhi keputusan pengikut mereka secara signifikan.
6. Kelangkaan
Ada kecenderungan orang memiliki barang yang terbatas atau menginginkan sesuatu yang bersifat eksklusif. Kelangkaan ini yang kemudian mendorong permintaan. Seperti konten eksklusif yang malah semakin diminati karena mereka sebelumnya sudah percaya kemudian terdorong untuk menindaklanjutinya dengan cepat, yang tidak semua orang bisa melakukannya.
PSYCHOLOGY TODAY | GRIN
Pilihan editor: Aksi Kawal Putusan MK, Guru Besar UGM: Pembuktian Anak Muda Sadar Demokrasi