TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Halina Maulidha mengatakan pengaruh media sosial merupakan pemicu remaja rentan terpengaruh hal buruk atau negatif. Selain itu, terjadinya permusuhan, mencari perhatian, pengaruh media sosial dan kurangnya kemampuan dalam mengontrol perilaku diri juga menjadikan remaja rentan terpengaruh hal buruk.
“Remaja rentan terpengaruh hal buruk, salah satunya karena kurang percaya diri. Biasanya ada pengaruh dari pola asuh yang menganggap anak ini jadi remeh," kata Halina dalam diskusi daring yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta, Rabu, 11 September 2024.
Baca juga:
Karena itu, banyak remaja yang melakukan hal-hal negatif ternyata dilatarbelakangi keinginan diperhatikan orang tua dan sebagainya. Walaupun tampak seperti pelaku, remaja yang melakukan hal negatif juga merupakan korban pola asuh yang kurang maksimal.
"Pelaku bullying biasanya korban bully juga. Biasanya, dia sendiri dulunya merasa dibully. Karena tidak selesai masalahnya pada saat jadi korban, dia mendapat lingkungan baru dan berusaha jadi superior di lingkungan tersebut dan jadi pelaku,” jelas Halina.
Menurutnya, hal ini umum di kalangan remaja karena sedang mencari jati diri. Para remaja pun biasanya ingin diakui lingkungan dan menjadi sesuatu serta diapresiasi. Karena itu, remaja perlu waspada terhadap diri sendiri, lingkungan pertemanan, hingga media sosial dan game online.
"Sebab dari sinilah para remaja bisa terpengaruh hal-hal negatif," ujarnya.
Lakukan aktivitas yang disukai
Untuk menghindari hal tersebut, Halina mengatakan penting bagi para remaja untuk diarahkan agar mengenali diri sendiri. Misalnya dengan melakukan aktivitas yang disukai.
“Pada dasarnya kita adalah desainer untuk diri sendiri. Kalau mau remaja menjadi konsep diri yang positif maka berikan stimulus dan ikuti aktivitas positif lainnya. Pada dasarnya anak remaja membutuhkan kita,” jelas Halina.
Ia juga mengimbau orang dewasa atau orang tua tidak langsung melabeli anak dengan hal-hal negatif. Sebaiknya orang tua juga bisa mengoreksi diri apakah sudah tepat berkomunikasi dengan remaja hingga apakah cara memberikan stimulus pada mereka sudah tepat dilakukan.
Pilihan Editor: Pentingnya Peran Keluarga untuk Cegah Pernikahan Dini