TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin tak menyadari kebiasaan saat tidur bisa menyebabkan rambut rontok. Rambut rontok beberapa helai saja sehari adalah normal tapi tidak demikian jika jumlah kerontokan mencapai 50-100 helai sehari.
Selain itu, kerontokan rambut juga bisa disebabkan masalah kesehatan lebih serius. Dalam beberapa kasus, rambut rontok tak bisa dihindari, misalnya disebabkan kemoterapi atau keturunan. Akan tetapi, kita pun bisa melakukan pencegahan.
Baca juga:
Menurut Adeel Ul-Haq, pakar tidur di Bunk Beds di Inggris, kebiasaan saat tidur bisa berkontribusi siginifikan pada kerontokan rambut. Ia meminta orang tidak tidur dengan rambut basah jika tak ingin rambut rontok atau rusak.
Ilustrasi perempuan dengan rambut rontok. Pexels/Yan Krukov
"Kehidupan yang sibuk membuat kita selalu terburu-buru melakukan apapun sebelum tidur. Salah satunya mencuci rambut dan tidur dengan rambut yang masih basah. Meski menghemat waktu, melakukannya akan menyebabkan rambut pecah-pecah dan patah," paparnya, dilansir dari Express.
Baca juga:
"Saat tidur dengan rambut basah, kelembapan dan minyak alami diserap bantal. Proses ini membuat rambut dehidrasi dan membuatnya rentan patah. Tidur dengan rambut basah juga meningkatkan risiko ujung rambut pecah-pecah, rambut rusak, dan kulit kepala gatal," tambahnya.
Risiko lain adalah penyebaran bakteri. "Ketika tidur dengan rambut basah maka Anda akan memberi tempat bagi bakteri untuk berkembang biak di bantal dan seprai. Anda mungkin berpikir mengatasinya cukup dengan mencuci sarung bantal. Padahal bakteri bisa menembus ke dalam bantal di mana jutaan jamur akan tumbuh. Akibatnya mungkin muncul bercak merah, ketombe, ruam, dermatitis, bahkan masalah pernapasan," papar Ul-haq.
Pilihan Editor: Tips Atasi Rambut Rontok di Masa Menopause