TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah diminta melibatkan produsen untuk program makan bergizi gratis agar terjamin dari segi gizi, kebersihan, dan penyaluran. Pendapat itu disampaikan pengamat kesehatan Dicky Budiman.
"Sistem distribusi yang efektif perlu direncanakan, termasuk kerja sama dengan produsen makanan lokal dan penggunaan fasilitas penyimpanan dan transportasi yang memadai untuk menjaga kualitas makanan," katanya, Rabu, 23 Oktober 2024.
Dicky mengatakan solusi itu untuk mengatasi hambatan saat pemerintah menjangkau daerah terpencil atau wilayah yang infrastrukturnya minim. Dikhawatirkan hambatan akses bisa menyebabkan penurunan kualitas makanan seperti menjadi basi atau rusak. Terlebih, ketidakteraturan dalam menjaga standar kebersihan bisa menyebabkan risiko kontaminasi dan wabah penyakit.
Gandeng produsen makanan
Karena itu, pemerintah perlu menggandeng sejumlah produsen makanan yang paham terkait distribusi, standar kesehatan, kebersihan, hingga kualitas dan variasi makanan.
"Penting juga memastikan adanya porsi dan variasi menu yang kaya sumber protein, serat,vitamin, dan mineral yang disusun oleh ahli gizi," jelasnya.
Makanan yang masuk ke tubuh diharapkan bisa sesuai kebutuhan usia dan kondisi kesehatan anak. Dengan demikian, dia menilai program ini sangat bermanfaat namun harus dipastikan kualitas makanan benar-benar memenuhi kebutuhan gizi dan juga harus diintegrasikan dengan edukasi bagi orang tua tentang pentingnya asupan gizi di rumah.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana telah menyampaikan program Makan Bergizi Gratis akan menyasar 82,9 juta jiwa. “Jumlah sasaran penerima Makan Bergizi Gratis ini nantinya ada sekitar 82,9 juta jiwa. Untuk itu, kami berkolaborasi dengan semua unsur, termasuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan penanganan stuntingnya karena kami diberi kewenangan untuk intervensi gizinya,” kata Dadan.
Pilihan Editor: Makan Bergizi Gratis Jangan Lupakan Pedoman Isi Piringku