Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wabah Kolera di Sudan Selatan, Mengenali Penyakit Infeksi Bakteri Ini

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Bakteri kolera. Foto : Harvard Medical School
Bakteri kolera. Foto : Harvard Medical School
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Sudan Selatan mengumumkan bahwa mereka sedang menghadapi wabah kolera, pada Senin, 28 Oktober 2024. Pengumuman itu setelah otoritas menemukan dugaan puluhan kasus pekan lalu, dikutip dari Antara. Ada 44 kasus suspek kolera dan enam kasus yang terkonfirmasi positif di daerah Renk, di negara bagian Nil Hulu, hingga 23 Oktober.  Pada 27 Oktober, jumlah orang yang terinfeksi kolera meningkat menjadi 49 orang, yang terdiri atas pengungsi dan warga setempat. 

Menteri Kesehatan Sudan Selatan Yolanda Awel Deng, memastikan upaya pemerintah untuk mengurangi risiko wabah kolera di daerah Renk. "Kementerian Kesehatan tengah bekerja dengan pemangku kepentingan di sektor kesehatan, sanitasi air, dan kebersihan setempat untuk memastikan risiko penyebaran wabah dapat dikurangi," kata Deng.

Apa Itu Kolera?

Kolera adalah infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menyebabkan dehidrasi akibat diare yang parah. Jika tidak segera mendapat penanganan medis. Biasanya wabah kolera muncul di kawasan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai. 

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menjelaskan, kolera adalah penyakit serius dan ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan diare berair yang parah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagian besar orang yang terinfeksi kolera tidak menunjukkan gejala, meskipun bakteri ini dapat berada dalam feses selama 1 hari hingga 10 hari setelah infeksi, sehingga berpotensi menular ke orang lain. Gejala biasanya muncul dalam waktu 12 jam hingga 5 hari setelah terpapar.

Dikutip dari situs web Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, 1 dari 10 orang yang terinfeksi akan mengalami gejala parah, yang berisiko fatal untuk kesehatan. Mereka yang rentan terhadap kolera parah antara lain, yang memiliki kondisi medis kronis, atau yang mengalami aklorhidria, yakni kekurangan asam lambung.

Pilihan Editor: Suriah, Negeri yang Terkoyak Perang Saudara, Wabah Kolera dan Gempa Bumi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Membersihkan Buah dan Sayur yang Benar

3 jam lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
Cara Membersihkan Buah dan Sayur yang Benar

Satu tahap penting untuk menghilangkan residu dan polusi pada buah adalah membersihkan permukannya.


Dokter Ungkap Penyebab Mata Kanan dan Kiri Merah Bersamaan

7 hari lalu

Ilustrasi mata gatal atau mata merah. shutterstock.com
Dokter Ungkap Penyebab Mata Kanan dan Kiri Merah Bersamaan

Mata kanan dan kiri merah berbarengan pada anak biasanya karena alergi, bukan disebabkan virus atau bakteri.


Jangan Saling Pinjam 5 Barang Berikut atau Kesehatan Jadi Taruhan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita mengelap wajah dengan handuk. Foto: Freepik.com
Jangan Saling Pinjam 5 Barang Berikut atau Kesehatan Jadi Taruhan

Demi kesehatan, jangan coba-coba saling meminjamkan barang-barang berikut dengan orang lain karena mungkin Anda justru akan terkena penyakit.


Kebiasaan Mencuci Vagina Jadi Penyebab Keputihan Terbanyak

10 hari lalu

Ilustrasi keputihan. shutterstock.com
Kebiasaan Mencuci Vagina Jadi Penyebab Keputihan Terbanyak

Dokter kandungan menyebut penyebab utama keputihan adalah kebiasaan mencuci vagina dengan sabun khusus.


Tak Hanya Bakteri, Populasi Virus Juga Diami Sikat Gigi Anda

11 hari lalu

Sikat gigi.
Tak Hanya Bakteri, Populasi Virus Juga Diami Sikat Gigi Anda

Kebanyakan virus yang ditemukan belum dikenal sebelumnya.


Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Penyakit Leptospirosis

11 hari lalu

Penyakit Leptospirosis Rawan Saat Musim Hujan, Ini Gejalanya
Ketahui Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan Penyakit Leptospirosis

Beberapa hewan yang sering menjadi penyebab penularan leptospirosis adalah tikus, anjing, dan hewan ternak.


Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

14 hari lalu

Ilustrasi mengendarai unta di Gurun Sahara (Pixabay)
Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

Menurut NASA Earth Observatory, kawasan Gurun Sahara di beberapa negara menunjukkan tanda-tanda tumbuhnya vegetasi hijau. Apa sebabnya?


Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Tiga Negara Termasuk Palestina, Totalnya Capai Rp 45 Miliar

16 hari lalu

Menlu Retno Marsudi (kanan) bersama Menko PMK Muhadjir Effendi (kiri) dan Ketua Baznas Noor Achmad saat meninjau paket bantuan yang akan dikirimkan ke tiga negara timur tengah yakni Yaman, Palestina dan Sudan di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin 14 Oktober 2024.Pemerintah memberikan bantuan berbagai jenis barang kebutuhan seberat 179,1 ton atau senilai 3 juta dolar AS untuk Yaman, Sudan, dan Palestina yang dilanda bencana kemanusiaan dan konflik perang serta bencana alam. TEMPO/Ilham Balindra
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Tiga Negara Termasuk Palestina, Totalnya Capai Rp 45 Miliar

Adapun anggaran bantuan kemanusiaan untuk Yaman, Sudan, dan Palestina, dialokasikan dari Dana Siap Pakai milik BNPB.


Beda Radang dan Sakit Tenggorokan serta Penyebabnya

17 hari lalu

Radang Tenggorokan/Canva
Beda Radang dan Sakit Tenggorokan serta Penyebabnya

Sakit tenggorokan bisa merupakan efek samping dari penyakit lain seperti flu atau batuk. Apa bedanya dengan radang tenggorokan?


Selain di Lebanon, Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia Bertugas di Negara Mana Saja?

18 hari lalu

Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh  (kanan) memberikan apresiasi kepada prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-N/UNIFIL usai mengikuti upacara penyambutan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 6 Februari 2024. Sebanyak 119 prajurit satgas yang dipimpin Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh tersebut disambut langsung oleh Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali usai melaksanakan tugas misi perdamaian dunia sekitar 12 bulan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Selain di Lebanon, Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia Bertugas di Negara Mana Saja?

Sejak dulu Indonesia memang rutin mengirim pasukan perdamaian PBB. Di negara konflik mana saja pasukan tersebut pernah ditugaskan?