Mereka membuat program Religious Trail Adventure. Program itu menawarkan sebuah petualangan dengan sepeda motor dalam kemasan religius.
Menurut Agus Mazid, Direktur Program Religious Trail Adventure (RTA) Pesantren Roudotul Fatihah, para peserta program itu diarahkan untuk mengenal agama dengan pendekatan olah raga naik sepeda motor trail.
Selain mendapatkan kesenangan dan tantangan, kata Agus, mereka juga mendapatkan ilmu agama yang “on the track”, bukan kekerasan yang berkedok agama.
Ia menambahkan, kasus-kasus teror yang melibatkan alumni pesantren tertentu dan isu negara Islam Indonesia (NII) berdampak serius bagi masa depan pesantren di Indonesia.
Pesantren dianggap sebagai komunitas yang menakutkan. Oleh sebab itu, pesantren perlu mempromosikan kehidupan Islam dan suasana pondok pesantren yang tidak menakutkan. Pesantren juga harus menyuguhkan Islam yang nyaman dan aman serta menyenangkan. “Pesantren on the track tidak mengajarkan santrinya menjadi teroris. Kami justru sangat peduli lingkungan dan problem sosial lain dalam masyarakat,” kata Agus, Kamis, 12 Mei 2011.
Para peserta petualangan ini, menurut Agus, tidak hanya berasal dari kalangan muslim, tetapi juga dari semua agama. “Bahkan yang nonmuslim juga mengikuti pengajian yang kami berikan dan mereka merasa nyaman,” katanya.
Para peserta bisa mengikuti petualangan trail yang religius itu selama dua hingga tiga hari. Rute petualangan meliputi Yogyakarta menuju Bantul. Jalur wisata tersebut melewati jalan-jalan setapak di bukit-bukit wilayah Kabupaten Bantul. “Para peserta juga kami ajak berziarah ke makam Syekh Maulana Maghribi di kawasan Parangtritis dan diskusi aneka persoalan dengan kiai,” kata Agus.
Program ini sudah dimulai sejak 2009. Sampai saat ini, pesertanya sudah mencapai 2.500 orang. Para peserta dalam satu paket terdiri atas 45 hingga 50 orang peserta. Mereka tidak perlu membawa sepeda motor trail sendiri karena penyelenggara sudah menyediakannya.
Agus Kenil, salah satu panitia program itu, mengemukakan para peserta menjadi santri lepas. Mereka bisa mengikuti pengajian dan diskusi dengan kiai dan mendapatkan pengobatan nabawi, seperti bekam. “Untuk biaya individu Rp 1,250.000, tetapi kalau banyak lebih murah,” ujarnya. Dengan biaya sebesar itu, peserta mendapatkan banyak fasilitas, seperti motor, perlengkapan dan akomodasi selama kegiatan.
MUH SYAIFULLAH