TEMPO Interaktif, Jakarta- Terapi sel punca kini dipandang sebagai terapi masa depan. Pasalnya, hampir setiap bagian tubuh mempunyai sel punca, bahkan di bagian rambut, darah, jaringan ikat, jaringan lemak. Semakin tua usia, maka semakin banyak kerusakan di tubuh. Sel punca juga makin sedikit atau mengecil. Salah satu bagian tubuh yang banyak mengandung mengandung sel punca adalah tali pusat, terutama juga di bagian cord lining. “Tetapi paling bagus di embrionic,” ujar Dr. Boenyamin Setiawan, pendiri PT Kalbe Farma yang juga intens soal terapi sel punca.
Drg. Ferry Sandra, PhD dari Asosiasi Sel Punca Indonesia mengatakan beberapa pengobatan dengan sel punca memang sudah mulai dilakukan. Beberapa penyakit, seperti kanker payudara, jantung, stroke, tulang, dan gigi. Khusus gigi, ini biasanya untuk mendukung pengobatan karena penyakit lain, seperti diabetes. Akibat diabetes, gigi bisa goyang.
“Memang belum sampai membuat gigi baru, tetapi lebih ke jaringan pengikat gigi karena gigi goyang. Diselamatkan daripada dicabut,” ujar Ferry saat konferensi pers untuk "Seminar Sel Punca: Perkembangan dan Masa Depannya" di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Selain untuk gigi, keampuhan sel punca juga terbukti pada kasus penutupan luka bakar atau luka terbuka kulit. Ahli bedah plastik untuk luka bakar, Dr Yefta Moenadjat SpBP, mengatakan banyak masalah untuk menutup luka bakar utama. Kematian akan luka bakar bisa mencapai 30 persen dari 160-180 per tahun. Tantangan juga makin besar jika pasien berhasil diselamatkan.” Angka kecacatan makin tinggi,” ujarnya.
Penyembuhan luka bakar tertentu biasanya membutuhkan penyembuhan hampir tiga minggu atau lebih lama, namun dengan sel punca luka bisa ditutup dalam 10 hari. “Bahkan, di daerah yang sulit seperti lutut atau siku bisa juga ditutup.
Sel ini mempunyai fungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh kita. “Sel punca memungkinkan adanya peremajaan bagian tubuh,” ujar Ketua Dewan Ilmiah Asosiasi, Profesor Amin Soebandrio.
Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengobatan dengan sel punca, yakni menyangkut etika, legalitas, dan dampak sosial. Menurut dokter Amin, saat ini pengobatan sel terapi ini memang masih dalam tahap penelitian. Untuk memakai pengobatan ini pun tak bisa sembarangan.“Yang menentukan adalah dokter dan tim setelah melihat kondisi pasien,” ujarnya.
DIAN YULIASTUTI