TEMPO.CO, Pontianak - Dari sekian banyak musuh alami penyu, mitos mengenai khasiat telur penyu sebagai makanan afrodisiak atau yang dapat meningkatkan vitalitas seksual, merupakan pembunuh nomor satu.
Berlawanan dengan mitos mengenai telur penyu, WWF melansir faktanya. Telur penyu mengandung kolesterol yang sangat tinggi dibanding telur ayam, sehingga berpotensi untuk menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di sekitar alat vital pria. Alhasil, mengkonsumsi telur penyu justru meningkatkan risiko terjadinya impotensi di kemudian hari.
Kandungan telur penyu pun kandungan proteinnya tidak jauh berbeda dengan telur ayam. Kandungan protein pada telur penyu 13,04 persen, sementara kandungan protein pada telur ayam 11,8 persem. Sementara itu, kandungan lemak pada telur penyu 2 kali lebih tinggi dari pada lemak pada telur ayam. Hal ini bisa berdampak pada meningkatnya jumlah kolesterol pada tubuh.
Inilah faktanya. Gara-gara mitos afrodisiak, populasi penyu terus berkurang.
Padahal penyu baru bisa bertelur ketika berusia 25 hingga 30 tahun. Turtle Monitoring Officer WWF-Indonesia Program Kalbar, Dwi Suprapti, mengatakan populasi penyu berkurang.
Dwi mengatakan dari tahun ke tahun jumlah sarangnya berkurang. “Dari seratus telur penyu yang menetas, hanya satu individu yang kembali ke pantai yang sama, tempat dia ditetaskan, juga untuk menetas. Ini tak lebih karena seleksi alam. Jumlah yang selamat menjadi lebih kecil, setelah alam tak lagi jadi penyebab punahnya penyu, tetapi juga manusia,” katanya.
Kurangnya populasi penyu tersebut, kata dia, bisa jadi karena perburuan telur penyu dan penyu di masa lalu, yang kemudian dampaknya baru dirasakan saat ini, karena masa subur penyu yang lama.
Kata Dwi, bangkai penyu ditemukan sejak tahun 2007, kebanyakan terdapat luka pada bagian perutnya. “Pelaku mengoyak perut penyu untuk mengambil telurnya. Karena pelaku tidak ingin menunggu risiko tertangkap saat penyu tersebut telah membuat sarang untuk telurnya,” katanya.
Penyu sendiri cenderung cerewet dalam memilih tempat bertelur. Faktor suhu dan cahaya menjadi salah satu pendukung kenyamanan penyu bertelur. Seekor penyu bisa berjam-jam berada di sarang yang dibuatnya untuk bertelur. Maka, untuk mempersingkat fase tersebut, pelaku cenderung membunuh si penyu, dengan mengonyak perut dan mengeluarkan telur-telurnya.
WWF melakukan pengamatan di Tanjung Belimbing, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Tanjung Belimbing adalah satu dari sembilan tempat penangkaran penyu di Indonesia. Tempat tersebut telah menjadi Taman Wisata Alam.
Enam jenis penyu di kawasan TWA yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, penyu lekang, penyu tempayan, dan penyu pipih. Penyu tersebut dilindungi berdasarkan PP 7 Tahun 1999 dan Appendix 1 CITES, serta Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya.
TWA Tanjung Belimbing yang mempunyai luas 810,30 hektare pada 1995 diakui sebagai Taman Wisata Alam dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Barat. Pada tahun 2000, TWA Tanjung Belimbing pun ditunjuk sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
ASEANTY PAHLEVI
Berita Populer:
Binatang Peliharaan Bantu Anak Autis Komunikasi
5 Tempat Belanja Terbaik di Toronto
Istri Kim Jong Un Pakai Tas Seharga 1,8 Juta Won
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Ini Mobil Tanpa Sopir Buatan Google