TEMPO.CO, Jakarta - Merokok ganja dapat meningkatkan resiko stroke pada orang di bawah usia 55 tahun. Sebuah studi baru di Australia menunjukkan bahwa pasien stroke muda, dua lebih mungkin memiliki ganja yang terdeteksi dalam urin mereka dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami stroke.
"Ganja umumnya dianggap memiliki beberapa efek samping yang serius," kata Dr P. Alan Barber, peneliti sekaligus ahli neurolog klinis di Universitas Auckland di Selandia Baru. Namun, penelitian ini hanya menemukan hubungan ganja dan resiko stroke, bukan hubungan sebab akibat. Peneliti juga memperhitungkan usia masing-masing pasien, jenis kelamin dan ras.
Barber dan rekan-rekannya menganalisis informasi dari 160 pasien antara usia 18 hingga 55 tahun yang menderita stroke iskemik, terjadi bila pembuluh darah ke otak tersumbat. Selain itu, mereka juga menganalisa penderita dengan serangan iskemik transient atau mini stroke yang disebabkan oleh penyumbatan sementara dari pembuluh darah. Sebagai perbandingan, penelitian ini juga melibatkan 160 orang yang datang ke rumah sakit karena alasan selain stroke.
Test urin pasien menunjukkan bahwa 15,6 persen pasien stroke dinyatakan positif menggunakan ganja. Pengguna ganja memiliki ciri penyebab stroke dan penyakit jantung yang mirip dengan non pengguna ganja seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Menurut Barber, penggunaan ganja memiliki efek pada jantung dan pembuluh darah yang membuat kemungkinan terserang stroke. Misalnya, penggunaan ganja meningkatkan resiko aterosklerosis atau penumpukan plak di arteri yang mengurangi aliran darah. "Dan ini meningkatkan resiko stroke," katanya.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Berita terpopuler lainnya:
Jejak Anis Matta di Tas Ahmad Fathanah
Status Hukum Anas Urbaningrum Masih Menggantung
Segi Empat Dalam Pusaran Kasus Suap Impor Daging
Ratusan Pegawai Pajak Bisa Akses SPT Pajak SBY
Korupsi Al Quran:Siapa Si Raja, Panglima, Prajurit
Tiada Anas Urbaningrum di Pertemuan DPD di Cikeas
Keluarga Mahasiswa UI Annisa Sayangkan Ulah Sopir