Selain perselingkuhan, cinta terlarang lainnya adalah seks bebas, penyimpangan seksual seperti cinta sesama jenis, poliandri dan poligami. Meski poligami tidak dilarang, Boyke menganjurkan agar pasangan suami-istri tidak mengambil jalan ini. Salah satu alasannya, poligami berpotensi menimbulkan risiko penyakit akibat tekanan batiniah.
Menurut Boyke, perselingkuhan bisa dipicu oleh sejumlah hal. Antara lain, karena ada rasa ingin tahu rasanya berhubungan dengan orang lain, ada amarah atau dendam terpendam terhadap pasangannya, atau ada keinginan untuk tahu lebih banyak soal seks atau jenis seks. Juga, lantaran dorongan ego dan ketidakmampuan membentuk komitmen. “Salah satu bentuk menjaga komitmen adalah menepati janji pada pasangan,” katanya.
Terkadang, masih menurut Boyke, selingkuh juga dianggap sebagai pelarian emosi. Sebab itulah, pasangan harus bisa menampung luapan emosi dari pasangannya. Misalnya, mau mendengarkan keluhan tentang pekerjaan di kantor yang menumpuk dan sebagainya.
Dalam kacamata kesehatan, Boyke mengingatkan bahwa selingkuh bisa mengakibatkan kehamilan yang tak diinginkan, tertular penyakit kelamin, terkena kanker mulut rahim atau serviks, hingga terjangkit virus perontok kekebalan tubuh (HIV/ AIDS). Repotnya, penyakit kelamin tak melulu hinggap pada pelaku perselingkuhan, tapi juga bisa menular kepada pasangannya yang sah.Menurut Boyke, pemakaian kondom belum tentu bisa mencegah penyebaran penyakit kelamin.