TEMPO.CO, Kendari- Batu permata asal Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, menjadi rebutan banyak kalangan. Tak terkecuali pejabat setempat. Ini karena batu Kabaena dianggap antik dan unik.
Kolektor batu Kabaena, Syahrul Gelo (37) mengatakan mengatakan, batu asal Kabaena telah tersebar tidak saja di kalangan pejabat setempat tetapi telah merambah hingga ke daerah lain.
Sekarang, rata-rata pejabat Bombana "demam" batu permata Kabaena itu. Batu itu memang unik, warna yang ditampilkan beraneka rupa dan bisa menimbulkan kesan berganti-ganti warna.
Menurut Syahrul selain diminati kalangan pejabat, batu Kabaena juga digandrungi masyarakat. Sebab, batu ini memiliki unsur hidup. Sehingga, dapat menggerakkan tampilan pada telepon seluler layar sentuh.
"Bbisa menggerakkan pada tampilan layar telepon sentuh. Padahal umumnya batu kan tidak bisa seperti itu," katanya, Sabtu 8 Februari 2015.
Syafruddin, pejabat di Sulawesi tenggara, juga tertarik memiliki batu Kabaena. Ia terpikat warna dan tampilannya sangat memikat. Soal unsur hidup karena bisa menggerakan gadget, Syafruddin mengatakan bukan hal itu yang membuatnya terpikat.
"Sekarang kalau bilang batu, orang carinya batu Kabaena. Banyak pedagang batu dari Jawa dan Sumatra datang ke Sulawesi Tenggara buru batu Kabaena," katanya.
Batu permata di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana tersebar di wilayah Kecamatan Kabaena Selatan di Desa Pongkalaero, Desa Batuawu dan Desa Rahadopi. Ada belasan jenis batu mulai dari giok, solar hingga batu firus merah. Harganya pun bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta jika sudah diasah.
ROSNIAWANTY FIKRI