TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Olphi Disya Arinda mengatakan pekerja bisa memilih hobi atau aktivitas berbeda dari rutinitas pekerjaan sehingga dapat memiliki waktu istirahat yang berkualitas. Dalam sebuah diskusi di IdeaFest 2023 di JCC, Jakarta, Jumat, 29 September 2023, ia menilai masih banyak pekerja yang kurang tepat menggunakan waktu rehat sehingga kadang justru berimbas pada produktivitas yang tidak optimal.
"Cobalah cara istirahat yang sangat berbeda dengan aktivitas kita bekerja agar istirahatnya bisa maksimal," ujarnya.
Ia mencontohkan salah satu kasus yang ditanganinya, ketika seorang pekerja kantoran yang memiliki rutinitas cukup banyak berinteraksi dengan gawai. Meskipun sudah mengambil waktu istirahat di sela-sela pekerjaan agar tidak lelah fisik dan mental, dia merasa masih tidak produktif menyelesaikan pekerjaannya. Setelah diskusi lebih lanjut, rupanya klien itu memilih istirahat dengan cara bermain media sosial yang mirip rutinitas pekerjaannya.
"Niat awalnya ambil jeda dan istirahat, tahunya setelah main media sosial semakin banyak informasi yang diterima dan akhirnya dipikirkan. Baiknya memang jangan mengisi waktu rehat dengan sesuatu yang harus membuat otak berpikir keras," papar Disya.
Pilih hobi berbeda
Memilih kegiatan atau hobi yang sangat berbeda dari rutinitas pekerjaan untuk waktu istirahat menjadi cara yang baik untuk mengatasi rasa tertekan atau stres dan membantu pekerja memisahkan prioritasnya. Dengan memiliki waktu istirahat berkualitas, akhirnya ia bisa mengatasi konflik dalam bekerja dan tidak akan mudah merasa burnout.
Selain mengisi dengan aktivitas berbeda, istirahat untuk pekerja juga dapat dioptimalkan dengan menjaga pola tidur yang sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan. Kemenkes merekomendasikan pekerja yang masuk usia produktif sebaiknya memiliki waktu tidur di malam hari selama 7-9 jam tanpa terputus.
Pilihan Editor: Suka Menunda Pekerjaan Tak Selalu karena Malas