TEMPO.CO, Yogyakarta - Merebaknya kembali virus MERS-CoV (Middle East respiratory syndrome-corona virus) di Korea Selatan membuat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengantisipasi masuknya virus itu. Para pelancong dari negara-negara Timur Tengah perlu diwaspadai membawa virus yang bisa mematikan itu.
Para jemaah haji atau umrah yang baru tiba di Yogyakarta juga bisa terjangkit virus yang menyerang pernapasan ini. Biro umrah dan haji juga sudah diberi sosialisasi soal adanya penyakit itu. "Kami sudah melanjutkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan untuk antisipasi adanya MERS- CoV," kata Daryanto Chudorie, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, Selasa, 9 Juni 2015.
Baca Juga:
Kewaspadaan terhadap serangan virus corona dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Pola makan dan minum yang baik akan menjaga tubuh dari serangan virus menular itu. Gejala penyakit tersebut antara lain terjadinya demam tubuh, bersin, dan batuk. Akibat penyakit itu, orang bisa meninggal dunia. Sebab, akan ada penyakit komplikasi yang disebabkan virus tersebut.
Daryanto menjelaskan belum ada vaksin untuk mencegah virus itu. Namun kondisi badan yang sehat akan terjaga dari asupan makanan dan minuman. Sebelum bepergian ke negara-negara endemis virus itu disarankan kepada para pelancong atau jemaah umrah untuk menjaga kondisi tubuh. "Daya tahan tubuh harus dijaga dengan pola makan dan minum yang sehat," ujarnya.
Humas Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito, Heru Tresno Nugroho, mengatakan pihaknya selama ini sudah menyiapkan tim dokter, ruangan, dan peralatan untuk antisipasi adanya penderita MERS-Cov itu. Setelah musim haji tahun lalu, rumah sakit itu telah merawat lima orang suspect MERS-Cov. "Setelah dirawat, mereka negatif virus MERS-CoV," tuturnya.
Ia menambahkan, Sardjito bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, terutama pihak Bandar Udara Adisutjipto sebagai pintu masuk dan keluar. Setiap bandar udara atau pelabuhan memiliki kantor kesehatan pelabuhan yang menangani masalah penyakit yang ada di sekitarnya. "Ada alat untuk mendeteksi tubuh, juga jika penumpang ada yang batuk dan sesak napas bisa terdeteksi."
Sejak merebaknya virus itu di Korea Selatan, hingga saat ini belum ditemukan orang yang diduga terkena virus tersebut. Namun, jika ada, rumah sakit sudah siap, dari tim medis, alat, hingga ruangan.
MUH SYAIFULLAH