TEMPO.CO, Jakarta - Pantai bisa menyihir Anda dengan pemandangan yang indah, deburan ombak, dan tidur siang yang nyaman. Namun liburan bukan hanya soal yang menyenangkan dan ketenangan. Bahaya juga menyertai jika Anda tak berhati-hati. Berikut ini adalah 10 hal yang harus diwaspadai karena bisa membunuh Anda di pantai.
1. Heat stroke
Biasanya suhu tubuh akan menurun dengan keluarnya keringat. Namun, jika sistem pengendalian suhu tubuh kelebihan beban, Anda bisa terkena heat stroke di pantai. Selama heat stroke, suhu tubuh akan meningkat cepat, mencapai 59 derajat Celcius atau lebih tinggi selama 10-15 menit. “Kondisi ini dapat mengganggu kerja otak dan organ vital lain,” kata laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Amerika Serikat.
Heat stroke sering terjadi saat kelembapan tubuh tinggi. Faktor lain yang menyertai adalah usia lanjut, anak-anak, obesitas, dehidrasi, penyakit jantung, konsumsi alkohol, dan terbakar sinar matahari.
Gejalanya adalah peningkatan suhu tubuh; kulit yang merah, panas, dan kering (tak berkeringat); denyut nadi cepat; sakit kepala hingga berdenyut; pusing; mual; kebingungan; dan ketidaksadaran. Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan membawa penderita ke tempat teduh, dinginkan dengan air, dan segera panggil tenaga medis.
2. Tsunami
Saat di pantai, akan sangat baik jika Anda mencari tahu rute ke tempat paling aman. Jika Anda mendengar peringatan tsunami, segera keluar dari air, menjauhlah dari pantai, dan segera menuju tempat lebih tinggi.
3. Pemekaran ganggang
Anda harus waspada dengan ganggang yang kecil tapi juga bisa berbahaya. Kondisi ini dikenal dengan nama red tides. Terjadi saat koloni ganggang tumbuh tak terkendali. National Oceanic and Atmospheric Administration menyebutkan, kumpulan ganggang ini bisa mengeluarkan racun yang melukai manusia, ikan, kerang-kerangan beserta hewan laut lain, dan burung.
Pemekaran ganggang terjadi hampir setiap musim di Pantai Florida serta biasanya membunuh ikan dan membuat kerang berbahaya untuk dimakan.
4. Serangan hiu
Serangan hiu banyak sekali menyedot perhatian sekalipun sangat jarang terjadi. International Shark Attack File melaporkan, selama tahun 2015, ada 98 serangan hiu yang menyebabkan enam orang meninggal.
George Burgess, pengamat hiu, memberi saran bagaimana mempertahankan diri dari serangan hiu. Hal pertama yang harus dilakukan adalah hindari berenang mendekati ikan. “Di mana ada banyak ikan, di sana ada predator,” kata Burgess.
Hindari berenang di air yang keruh karena akan mempersulit Anda melihat hiu, dan sebaliknya, hiu akan sulit membedakan Anda dengan ikan atau anjing laut. Saran berikutnya adalah jangan berenang sendirian. Hiu akan menghindari perenang atau penyelam dalam grup.
Waktu berenang juga menentukan. Jangan berenang saat fajar dan senja. Itu adalah waktu hiu mencari makan di dekat pantai. “Berenang malam hari memang romantis, tapi itu bukan hal cerdas,” kata Burgess.
Terakhir, jangan berenang menggunakan perhiasan atau jam tangan. Aksesori itu mengkilap dan bersinar seperti ikan.
5. Rip current
Rip current ialah arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah. Secara fisis, rip current terbentuk jika gelombang laut datang dan mengempas garis pantai yang berbentuk teluk dan cekungan.
Jika terjebak dalam arus ini, jangan langsung melawan. Sebaliknya, berenanglah searah mengikuti garis pantai dan berenang kembali ke pantai saat berhasil keluar dari rip current.
6. Ubur-ubur
Ubur-ubur bisa saja terlihat cantik dan menggemaskan. Namun beberapa jenisnya ada yang mematikan. Ada pula yang bisa memberikan sengatan menyakitkan.
Jenis ubur-ubur diperkirakan ada 2.000 spesies, 70 di antaranya bisa menyebabkan luka serius, bahkan kematian. Jangan menyentuh ubur-ubur yang ada di pantai. Meski ada mitos air seni bisa mengurangi rasa sakit akibat sengatan ubur-ubur, lebih baik Anda mencari pertolongan jika tersengat.
Jika Anda sendirian, segera keluar dari air dan cabut tentakelnya. Anda harus mencabut tentakel dengan sesuatu, jangan dengan tangan telanjang. Kemudian, cuci luka Anda dengan cuka atau larutan asam lain.
7. Terbakar sinar matahari
Berlindunglah di bawah tempat teduh saat berada di pantai. Sebab, sinar ultraviolet butuh waktu 15 menit untuk merusak kulit Anda. Bakaran sinar matahari ini bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
Jangan pernah lupa mengoleskan losion anti-UV saat Anda berenang di pantai.
8. Air kotor
Pantai bisa menjadi tempat yang murni selama tak terkontaminasi. Sebelum Anda pergi ke pantai, perhatikan papan peringatan. Biasanya ada pantai yang ditutup jika tengah terkontaminasi.
Penutupan ini terjadi jika pantai terkontaminasi dari beberapa sumber, seperti limbah yang tidak diolah dari perahu, binatang, kegagalan sistem septik, pupuk, dan tumpahan berbahaya. Selain itu, bakteri seperti E. coli dan bahan kimia berbahaya dalam air dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal.
9. Sampah di pantai
Jaga jarak Anda dari logam berkarat, pecahan kaca, dan puing-puing lain yang tersisa di pantai. Bahkan mungkin termasuk alat tangkap telantar dan kapal yang rusak. “Sering kali puing atau sampah berakhir di pantai, menghancurkan habitat, dan membuat wisatawan tak aman berjalan atau berenang di pantai,” tulis National Oceanic and Atmospheric Administration dalam laporannya.
10. Runtuhnya lubang pasir
Pengunjung pantai, terutama anak-anak, gemar menggali pasir dengan sangat dalam. Lubang ini bisa saja runtuh dan mengubur orang di dalamnya. Dalam laporan tahun 2007 yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, ada 52 kasus fatal dan non-fatal akibat runtuhnya lubang pasir.
Mayoritas kasus terjadi di dekat pantai dengan lubang kecil dan besar dengan diameter 0,6 sampai 4,6 meter dan kedalaman 0,6 sampai 3,7 meter. Biasanya, korban menjadi benar-benar tenggelam di pasir ketika dinding lubang tiba-tiba runtuh dan hampir tidak meninggalkan bukti lubang atau lokasi korban.
LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI