TEMPO.CO, Jakarta -Koleksi “Blue Ocean” terinspirasi dari salah satu keajaiban alam yang terindah, yaitu laut. Koleksi dari dian Pelangi ini hadir dalam Indonesia International Halal Lifestyle Expo & Conference (IIHLEC) 2016 yang berlangsung di Ciputra Artpreneur, Kasablanka, Jakarta Selatan, awal Oktober lalu.
Kali ini Dian menyajikan nuansa biru dengan menggunakan songket biru elektrik. Dian Pelangi meyakini biru merupakan warna yang mewakili keberanian dan nuansa eksotis dari keindahan dasar laut, dan menuangkan kiasan dari gelombang laut pada gaun berupa gaya ruffle dan flowy. Keindahan beragam makhluk bawah laut seperti terumbu karang dan kerang laut dituangkan dalam kilauan payet emas yang telah menjadi ciri khas Dian Pelangi.
Dian Pelangi boleh disebut sebagai angin segar dan ikut menumbuhkan kemunculan busana muslim modern. Dian muncul pada 2010, jauh sebelumnya, pasar busana muslim yang sudah ada sejak 1990-an diisi oleh Ida Royani Collection, Ranti, Shafira, Bilqis, dan Itang Yunasz.
Dian pertama kali muncul dalam Jakarta Fashion Week 2009 sebagai desainer junior pendatang baru. Saat itu, responsnya luar biasa. Semua orang membicarakannya dan banyak diulas di media cetak, elektronik, maupun Internet.
Dian dianggap memberi angin segar dan menepis citra negatif busana muslim yang awalnya identik dengan kesan kuno dan tidak keren. Melalui rancangannya, Dian menghadirkan rancangan busana yang lebih bergaya dan trendi.
Karya Dian kemudian dilirik oleh Kementerian Pariwisata untuk diboyong ke London pada April 2010 dalam acara “Indonesia Is Remarkable” di Harrods. Sebelumnya, Dian diajak berpameran oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ke Abu Dhabi. Di sana, responsnya positif.
Sukses sebagai perancang mendorong perempuan kelahiran 14 Januari 1991 itu membentuk Hijaber Community--komunitas muslimah muda yang aktif berbagi tip dan pengalaman yang berkaitan dengan hijab dan Islam. Kegiatannya mulai dari peragaan busana, tutorial hijab, tausiyah, sampai pengajian.
HADRIANI P.