TEMPO.CO, Jakarta - Selarik pesan muncul di layanan pesan WhatsApp pendiri Coworking Space Estubizi, Benyamin Ruslan Naba, bertuliskan, "Terima kasih, Pak, sudah menjadi solusi start-up di Jakarta." Itu merupakan pesan dari seorang anak muda, mahasiswi semester VI Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Silvia Adinda .
Silvia, adalah founder dattang.com, mengatakan, bahwa dia memang sangat terbantu oleh Estubizi. Dari mulai proses validasi yang membutuhkan domisili usaha, sampai bagaimana mengembangkan bisnis. "Dari mulai urusan legal, kebutuhan proyek dan finansial, juga psikologis," katanya kepada Tempo.co, Kamis 8 Februari 2017 malam. Yang dimaksud psikologis, menurut Silvia adalah terkait dukungan dan kesempatan perbandingan dalam ekosistem bisnis. "Di coworking space ini, saya bisa melihat teman lain usahanya bagaimana, dan apa yang sedang mereka kerjakan. Nah, jadi kita juga terpacu harus melakukan sesuatu. Bikin semangat deh," ujarnya.
Baca juga: Warga Denmark Paling Berbahagia Sedunia! Ini 6 Rahasianya
Coworking space sepertinya menjadi jawaban bagi mereka yang punya usaha tapi tak punya kantor. Tak hanya ruang yang nyaman dan fasilitas kantor lainnya seperti internet, di coworking space juga ada sebuah kreativitas yang bisa membuat penggunanya terpacu meningkatkan bisnisnya, bahkan memperluas jaringannya.
Inez Natalia, misalnya. Perempuan yang menggeluti bidang penulisan buku, ini bergabung di Kumpul coworking space di Bali sejak 2015. Di coworking space, menurut Inez, dia terhubung dengan rekan penulis dan beberapa nara sumber. "Saya juga dapat terkoneksi dengan berbagai komunitas yang mendukung proses inkubasi, produksi, dan peluncuran buku 'Turn Right: A Journey to Purposeful Careers'," kata Inez sumringah. Terhubung dengan mereka berarti karir menulisnya pastilah akan lebih mulus.
Baca Juga:
Selanjutnya: Peluang besar datang dari kawan-kawan Space