T: Suka baca komentar netizen?
J: Biasanya sebulan pertama aku baca, setelahnya aku bosan. Soalnya secara overall opini publik bakal kayak begitu saja. Kira-kira tahu gambaran kasarnya seperti apa.
T: Komentar negatif?
J: Tidak usah dipikirkan. Namanya juga selera orang. Banyak buku terkenal yang aku enggak suka, memang namanya selera.
T: Paling suka menulis genre apa?
J: Agak lebih suka fantasi sih. Enggak ada alasan macam-macam. Mungkin yang paling enggak suka romance soalnya enggak connect. Sebenarnya enggak spesifik juga sih. Tergantung memang ceritanya kayak gimana dan mau cerita apa.
Baca juga :Memperkenalkan Hobi pada Anak? Simak Trik Giring Nidji
T: Horor? Thriller?
J: Biasa saja. Soalnya aku enggak percaya hantu jadi agak gimana ya kalau menulis (horor).
T: Kalau thriller nonhantu, misalnya detektif?
J: Dulu aku suka, tapi ke belakang aku jadi suka insecure sendiri karena di Hukum belajar forensik. Aku jadi tahu 'kayaknya ini bakal salah' jadi aku kayak self concious dan sudah enggak mau ngerjain kayak gitu lagi.
T: Di keluarga apakah ada yang suka menulis juga?
J: Enggak juga sih. Kakakku yang pertama dulu sempat suka nulis puisi tapi memang enggak diseriusin. Kalau kakakku yang kedua enggak suka tapi dia… dia yang nulis diary. Dan diary-nya selalu dibacakan tiap malam. Jadi sangat tidak private (tertawa). Jadi kami tahu semua mengenai… tidak ada rahasia lagi di dalam kehidupan beliau. Tapi.. enggak sih, mereka enggak ada yang serius menulis. Kalau mama dulu lumayan suka puisi tapi dia juga sama kayak mbakku, memang enggak mendalami. Cuma hobi saja. Tapi dia dulu orang teater sih, enggak tahu juga sih, sebenarnya enggak ada hubungannya sama menulis, cuma… ya…
Selanjutnya: Malu novelnya dibaca keluarga