TEMPO.CO , Jakarta:Di Indonesia, bisnis makanan dan minuman tak pernah sepi. Kendati negara dalam keadaan krisis globalpun, bisnis ini akan tetap tegak berdiri tak pernah sepi dan berhenti peminat. Apalagi, sekarang kuliner menjadi gaya hidup yang selalu menyajikan sesuatu yang menarik.
"Berbisnis kuliner selalu jadi idola yang diminati para pebisnis pemula. Terutama bisnis ini menjanjikan masa depan yang bagus, meski tuntutannya adalah inovasi dan kreativitas tanpa batas si pebisnisnya, "kata Adi Taroepratjeka dalam acara diskusi Business Week 2015 yang diselenggarakan Universitas Pelita Harapan Business School pada Minggu, (8/3) di Ciputra Artpreneur Marketing Gallery Lt.11 , Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan.
Adi yang merupakan salah satu pemandu acara Coffee Story di sebuah stasiun televisi ini mengatakan pada bisnis kopi yang sekarang menjamur dengan kemunculannya berbagai kedai kopi di Jakarta dan beberapa daerah di Indoensia sebagai pertanda bagus. Pria kelahiran Mojokerto, 7 Oktober 1963 ini kopi Indonesia sekarang memiliki permintaan atau pasar yang besar.
"Kalau bisnis kuliner makanan merupakan kebutuhan pokok atau primer dan selalu dicari atau utama. Tetapi kopi adalah gaya hidup. Banyak efek positifnya, perhatikan kedai kopi di Jakarta, selalu penuh karena bisa menjadi tempat rapat dengan fasilitas lengkap yaitu colokan untuk listrik yang biasa digunakan untuk kebutuhan gadget atau smartphone dan fasilitas wifi untuk memudahkan koneksi atau terhubung dengan media sosial yang menjadi kebutuhan besar masyarakat sekarang," kata Adi.
Dia menambahkan, di kedai kopi sering ditemukan pelanggan atau tamu biasanya yang datang hanya pesan satu atau dua menu kopi dinikmati ramai-ramai dengan jam yang cukup lama.
Baca Juga:
"Tetapi ini pertanda bagus, ada respon positif masyarakat mulai menggilai kedai kopi asli Indonesia. Artinya ada pasar dan demand yang tinggi yang akan menggeliatkan kopi lokal. Ini saatnya kita sambut kejayaan kopi Indonesia," kata Adi bersemangat.
Namun di sisi lain, Adi melihat ada hal yang mesti disiapkan juga andainya kejayaan kopi lokal itu akan terus semaarak. Menurutnya, kelemahan kopi Indonesia sekalipun dengan kualitas yang terbaik atau nomor satu belum separipurna dalam hal pemrosesan seperti kopi luar negeri.
Menurut pria yang di tahun 1999 merintis bisnis kedai kopi Ruang Tengah Ardan di Bandung ini kopi Indonesia sekarang naik secara signifikat sejak tujuh tahun terakhir. Hal itu, kata Adi dikuatkan dengan banyaknya pemberitaan tentang kopi dan kedai kopi lokal yang ada di mesin pencarian seperti Google. "Hal ini membuktikan bisnis kopi lokal hidup dan makin diminati," kata Adi.
Hal senada juga dikatakan Irvan Helmi, pemilik Anomali Coffe and Pipiltoin Cocoa yang juga menjadi pembicara dalam acara ini. Irvan menyoroti bila bisnis kopi lokal mulai diminati kaum muda karena sentuhan bisnisnya pada hal inovasi dan teknologi.
"Yang utama dalam menjalani bisnis kopi karena sekarang menjadi gaya hidup, kita harus membuka kesempatan buat mengeskplorasi kopi lokal atau kopi Indonesia sebecar-besarnya. Adanya peran media sosial sangat membantu untuk bisa memulai dan ajek dalam bisnis ini," kata Irvan.
HADRIANI P.