TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Czeresna Herryawan Soejono mengatakan dibutuhkan sekitar Rp 300 juta untuk melakukan transplantasi ginjal. "Iya rata-rata Rp 300 juta, tapi setiap orang kebutuhan operasinya beda-beda tergantung kondisinya," katanya, Kamis, 4 Februari 2016.
Czeresna menjelaskan biaya sebanyak itu untuk membayar persiapan dan kebutuhan lain saat operasi. "Operasi pasti menggunakan listrik, air, gas medis, alkohol, obat, dan berbagai macam zat. Itu semua kan harus ada biayanya, bukan turun dari langit," ujarnya.
Czeresna berujar biaya itu bisa saja berkurang atau lebih tergantung pasiennya. "Setiap pasien itu berbeda-beda kondisinya, bentuk tubuhnya, latar belakang kesehatannya, berat badan, dan lain-lain."
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Darmeizar mengatakan 12,5 persen dari populasi penduduk di Indonesia sudah mengalami penurunan fungsi ginjal. "Ada sekitar 12,5 persen dari total penduduk Indonesia atau sebanyak 25-30 juta orang mengalami penurunan fungsi ginjal," katanya, Rabu, 3 Februari 2016.
Baca: Kasus Jual-Beli Ginjal, RSCM Mengakui 3 Dokter Diperiksa Polisi
Baca Juga:
Darmeizar mengatakan datanya diambil dari penelitian di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Sebagian orang tidak mengetahui jika mereka sakit ginjal. "Penyakit ginjal itu 2/3 berawal dari hipertensi dan diabetes," ujarnya.
Sedangkan menurut pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Tunggul D. Situmorang, angka penyakit ginjal naik di seluruh dunia. "Indonesia juga naik sebanyak 25 ribu per tahun," ujar Tunggul.
Darmeizar menambahkan jalan terbaik menyembuhkan penyakit ginjal adalah dengan transplantasi. "Transplantasi adalah pemindahan organ untuk memperbaiki kualitas hidup," ujarnya.
Dia mengatakan transplantasi juga berguna untuk memperbaiki kualitas hidup dan menurunkan angka kematian. Seorang donor ginjal dan yang punya satu ginjal masih bisa hidup normal dan punya anak.
ARIEF HIDAYAT