TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta- Air susu ibu (ASI) sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dokter Spesialis Gizi Klinik, Elvina Karyadi pun menekankan pentingnya ASI ekslusif selama 6 bulan.
"Setelah itu ditambah MPASI (makanan penunjang ASI) dengan ASI yang diteruskan sampai usia 2 tahun atau 24 bulan," kata Elvina dalam diskusi Forum Ngobras di Jakarta, Jumat, 21 Juli 2017.
Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) DKI Jakarta ini, menjelaskan setelah usia 6 bulan, perkenalkan anak dengan makanan lembut sampai usia 12 bulan. "Setelah usia satu tahun, mulai makan di meja makan bersama keluarga dengan family food, walapun porsinya kecil," ujarnya.
Pada usia 1 3 tahun porsi family food semakin besar dan porsi susu semakin berkurang. "Susu hanya 20- 35 lersen, 65-80 persennya makanan dengan gizi cukup," kata dia.
Menurut Elvina, kecukupan gizi dan proporsi pemberian makan anak disesuaikan dengan kelompok usianya. Pada usia 0-6 bulan ASI eksklusif. Usia lebih dari 6 bulan yakni 80 persen ASI atau susu formula dan 20 persen makanan sapih.
Usia 8-10 bulan, 50 persen ASI atau susu formula dan 50 persen makanan sapih. Sedangkan usia 12 bulan, 20-35 persen ASI atau susu formula, dan 65-80 makanan.
Adapun, syarat makanan anak yakni memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. "Disesuaikan dengan pola gizi seimbang, kebiasaan makan, dan selera anak," ujarnya.
Bentuk dan porsinya juga disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan tubuh anak. "Tiap anak berbeda, ada yang makan sedikit-sedikit tapi sering. Jangan dipaksakan makan banyak seperti jadwal makan pada umumnya," kata Elvina.
AFRILIA SURYANIS