Waspadai Wabah Virus Ebola di Afrika  

Reporter

Jumat, 1 Agustus 2014 17:13 WIB

Petugas kesehatan Samaritan Purse menyemprotkan disinfektan pada jenazah yang terjangkit virus ebola di Pusat Managemen Kasus di Foya, Liberia. Pemerintah Liberia menutup sekolah-sekolah dan akan mengkarantina sejumlah komunitas dalam pencegahan meluasnya virus ebola. REUTERS/Samaritan's Purse/Handout via Reuters


Menurut Ari, dari yang ia baca di situs WHO dan CDC, infeksi virus ini pertama kali menyebar dari binatang liar, seperti monyet, gorila, dan simpanse, ke manusia. Selanjutnya, terjadi penularan dari manusia ke manusia. (Baca :WHO: 328 Kasus Ebola Terjadi di Afrika)

Sama seperti gejala infeksi virus umum, pasien yang mengalami infeksi ini mengalami panas tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Setelah masuk ke tubuh pasien yang mengalami infeksi, virus ini akan bertambah banyak dan menyerang sel-sel darah. Virus lalu menyebabkan penyumbatan-penyumbatan lokal pembuluh darah dan akhirnya merangsang terjadinya gangguan sistem pembekuan darah. Walhasil, terjadi perdarahan.

"Selanjutnya, virus akan menyerang liver, ginjal, otak, usus, dan mata, sehingga terjadi perdarahan yang luas pada organ-organ tersebut," katanya. Pasien yang terinfeksi virus ebola akan mengalami gangguan pencernaan, seperti muntah-muntah dan diare. Kulitnya akan memerah dan terjadi perdarahan luas di dalam organ dan muntah darah. Warna fesesnya pun akan menghitam. Masa inkubasi virus ini 2-21 hari.

"Sampai saat ini belum ditemukan vaksin dan obat untuk mengatasi virus ebola ini," kata Ari. Perawatan dilakukan untuk mengatasi komplikasi akibat infeksi virus tersebut. Pemerintah tempat virus ini merebak sudah berupaya mencari kasus baru dan mengisolasi area terinfeksi agar virus tidak menyebar luas ke masyarakat lain.

Menurut Ari, petugas-petugas kesehatan yang melakukan kontak langsung dengan penderita diminta melaksanakan konsep general precaution agar terhindar dari penularan infeksi virus berbahaya tersebut.

Penyebaran virus ini di Indonesia, menurut Ari, tidak perlu dikhawatirkan. "Penularan hanya terjadi melalui kontak langsung dengan penderita," katanya.

Perjalanan penerbangan dari Afrika Barat ke Indonesia perlu melalui bandara transit di beberapa tempat dan negara. Sedangkan infeksi virus ebola berlangsung cepat dan kondisi pasien cepat memburuk.

Kendati tidak perlu mencemaskan penyebaran virus ebola di Indonesia, "Otoritas kesehatan bandara tetap harus mengantisipasi masuknya penumpang yang baru datang dari daerah yang sedang terjadinya wabah, seperti Liberia, Guinea, dan Sierra Leone," katanya.







EVIETA FADJAR









Advertising
Advertising







Berita Terpopuler
Kata Budayawan Soal Lebaran Betawi
Dian Pelangi, Pedagang Songket ke Bisnis Hijab
Pilih-pilih Tas Melancong Tote Bag Multifungsi

Berita terkait

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

1 Januari 2024

Tahun Baru 2024 di Gaza, Warga Palestina: Kami Ingin Hidup Seperti Manusia Lainnya

Gaza memulai tahun baru 2024 dengan serangan Israel semalam yang menewaskan sedikitnya dua lusin orang

Baca Selengkapnya

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

28 Desember 2023

Blokir Dua Bandara Tersibuk Amerika Serikat, Puluhan Demonstran Pro-Palestina Ditangkap

Pengunjuk rasa pro-Palestina memblokir lalu lintas di sekitar dua bandara Los Angeles dan Neww York, bandara tersibuk di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

25 Oktober 2023

UNICEF: Serangan Israel di Gaza Membunuh dan Melukai Lebih dari 400 Anak Palestina Setiap Hari

UNICEF mengatakan 2.360 anak-anak tewas, dan 5.364 lainnya terluka menyusul pemboman Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

7 April 2023

Tema Hari Kesehatan Sedunia 2023, Begini Tantangan WHO Setarakan Layanan Kesehatan

Selalu diperingati pada 7 April, berdirinya World Health Organization diperingati jadi Hari Kesehatan Sedunia.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

20 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Naik 735 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta naik lagi sebanyak 735 orang per kemarin.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

20 Juni 2022

Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat, 27,4 Kali Pedoman WHO

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman WHO.

Baca Selengkapnya

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

11 Juni 2022

Pasien Covid-19 Jakarta Hari Ini Bertambah 314 Orang

Pasien Covid-19 Jakarta hari ini bertambah 314 orang. Hasil ini didapati setelah melakukan tes PCR terhadap 8.057 spesimen.

Baca Selengkapnya

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

31 Mei 2022

Pekan Kedua Juni, Vaksin Merah Putih Masuk Uji Klinis Fase Ketiga

Penny menjelaskan penyelesaian tahap uji coba fase ketiga Vaksin Merah Putih bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnnya.

Baca Selengkapnya

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

29 Mei 2022

Wabah Demam Berdarah Maut Serang Irak, Penderita Tewas Kehabisan Darah

WHO melaporkan Irak kini tengah menghadapi wabah demam berdarah Krimea-Kongo yang berdampak fatal, dapat menyebabkan penderita tewas kehabisan darah

Baca Selengkapnya

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

5 Mei 2022

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

World Health Organization atau WHO mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.

Baca Selengkapnya