Pembrolizumab, Obat Imunoterapi untuk Kanker Paru Stadium Lanjut

Reporter

Sabtu, 24 Juni 2017 16:20 WIB

Ilustrasi Kanker Paru. lahey.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia, dan bertanggungjawab atas 8,8 juta kematian pada 2015. Secara global, hampir 1 dari 6 kematian disebabkan oleh kanker.

Baca: Plus-Minus Pengobatan Kanker dengan Imunoterapi

Kanker paru merupakan kontributor yang signifikan sebagai kanker utama penyebab kematian baik bagi laki-laki maupun perempuan di seluruh dunia. Berdasarkan Globocan 2012, kanker paru merupakan kanker yang paling umum secara insiden, dan paling banyak menyebabkan kematian pada laki-laki maupun perempuan di Indonesia.

MSD Indonesia, sebagai pemimpin di bidang riset dan pengembangan onkologi meluncurkan obat imunoterapi untuk pasien kanker paru stadium lanjut di Indonesia. Obat imunoterapi anti-PD1 itu adalah Pembrolizumab, yang sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk pengobatan kanker paru stadium lanjut atau metastatik, setelah gagal dengan pengobatan lini pertama.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan, Sita Laksmi Andriani, mengatakan Pembrolizumab memiliki potensi untuk menjadi bagian dalam keutuhan pengobatan kanker. Sebab, imunoterapi telah menjadi bagian penting dalam pengobatan kanker.

"Imunoterapi mungkin memiliki potensi yang lebih besar ketimbang pendekatan pengobatan yang ada sekarang, untuk melawan kanker," kata Sita di Jakarta, Jumat, 16 Juni 2017.

Menurut Sita, respon yang ditawarkan dari imunologi pun lebih bertahan lama dan efek sampingnya lebih sedikit. "Imuno-onkologi menyimpan potensi besar untuk meningkatkan kesintasan jangka panjang dan memperbaiki kualitas hidup pasien kanker," ujarnya.

Imunoterapi yang disebut immune checkpoint inhibitors adalah sebentuk pengobatan kanker yang mencegah interaksi antara sel T milik sistem imun dan tumor. Saat tumor dan sel T berinteraksi, sebuah protein di tumor yang disebut Programmed Death-Ligand 1 (PD-L1) melumpuhkan sel T sehingga sel-sel imun ini tidak dapat mengenali dan membunuh sel-sel kanker.

Melalui imunoterapi, interaksi ini bisa diblok (dihambat) sehingga sel T bisa mendeteksi dan membasmi sel-sel kanker.

President Director of MSD Indonesia, Ashish Pal mengatakan MSD telah mendedikasikan sumber daya untuk mengembangkan obat-obatan onkologi yang inovatif. "Pemproblizumab mendorong usaha riset kami untuk memahami peranan sistem imun dan jalur PD-L1 dalam pengobatan kanker," kata Ashish.

Selama ini, menurut Ashish, harapan hidup pasien kanker paru sangat rendah, karena umumnya ditemukan pada stadium lanjut dan respon kanker terhadap obat-obatan kemoterapi kurang baik. "Dengan imunoterapi Pembrolizumab yang akhirnya tersedia di Indonesia, pasien yang didiagnosis kanker paru stadium lanjut atau metastatik kini memiliki harapan baru untuk hidup lebih lama," ujarnya.

AFRILIA SURYANIS

Berita terkait

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

3 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

5 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

7 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

7 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

16 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

18 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

19 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

21 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

25 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya