BPOM : Jangan Percaya Iklan yang Janjikan Sembuh dari Kanker

Senin, 13 November 2017 15:34 WIB

Ilustrasi penyintas Kanker. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Deputi II Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ondri Dwi Sampurno, mengimbau agar masyarakat tak percaya dengan iklan pengobatan herbal yang menjanjikan sembuh dari kanker. Ondri mengkhawatirkan, iklan dapat memengaruhi keputusan pasien.

Kanker adalah penyakit yang perlu diagnosa dan penanganan dokter. "Iklan tentang kanker dikhawatirkan menyebabkan pasien atau penderita mengonsumsi obat tradisional dan meninggalkan pengobatan medis,” kata Ondri seperti dikutip dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 13 November 2017. Baca: Hari Ayah Nasional, Anies Baswedan Berkisah tentang Foto Jadul

Menurut Ondri, obat herbal atau tradisional untuk beberapa penyakit dilarang disebarluaskan melalui iklan. Penyakit itu, di antaranya kanker, tuberkulosis, poliomyelitis, penyakit kelamin, impotensi, tifus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, dan lever.

Ilustrasi obat herbal/alami, kayu manis, madu, cengkeh. REUTERS/Susan Lutz

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386 Tahun 1994 Tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Dan Makanan-Minuman tertulis larangan untuk mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat mengobati atau mencegah penyakit tersebut.

Pengawasan BPOM pada 2016 masih menemukan pelanggaran dalam iklan obat herbal. Sebanyak 78 persen iklan belum disetujui, 18,9 persen iklan mencantumkan klaim tak seperti persetujuan atau berlebihan, 2,7 persen iklan produk tidak terdaftar, 0,2 persen mencantumkan testimoni, dan 0,1 persen memberikan hadiah.

“Hal ini berpotensi pada dampak penggunaan obat herbal yang tidak rasional dan membahayakan, terutama bagi kemungkinan memburuknya penyakit serius, seperti kanker,” seperti tertulis dalam rilis BPOM untuk kegiatan ‘Cerdas Menyikapi Herbal untuk Terapi Kanker’.

Adapun produk herbal yang dapat diiklankan, yakni suplemen kesehatan dan obat bahan alam berupa jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka dengan persetujuan BPOM. Jamu adalah obat tradisional dari bahan tanaman yang digunakan turun-temurun dan terbukti keamanannya. Baca: Hindari Pembunuhan antara Suami-Istri, ini Saran Psikolog

Sementara obat herbal terstandar terbuat dari ekstrak bahan alam, seperti tanaman, obat, binatang, dan mineral. Fitofarmaka adalah obat herbal dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya sesuai dengan standar.

Ondri mengatakan, obat herbal tak dapat dijadikan sebagai pengobatan utama untuk mengatasi kanker. Obat herbal hanya bisa digunakan sebagai terapi pendukung.


Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

21 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya