Heboh Jengkol, Berapa Banyak yang Aman Dikonsumsi?

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Sabtu, 18 November 2017 14:46 WIB

Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa tak pernah dengar nama jengkol? Kelompok sayuran ini terkenal dengan baunya. Ada yang anti, banyak juga yang menjadi penggemarnya.

Yang menarik, kini tak ada lagi yang malu-malu mengkonsumsi jengkol. Bahkan sejak 17 November sampai 19 November 2017, ada Festival Jengkol Indonesia di Sentul Bogor. Disajikan berbagai menu jengkol dari steak jengkol sampai cookies Jengkol. Bahkan ada pemilihan raja dan ratu jengkol, juga pemilihan juru masak kerajaan Jengkoland.

Baca juga: Kenapa Psikopat Suka Lagu Justin Bieber? Simak Penelitiannya

Beberapa waktu lalu, jengkol juga jadi bahan pembicaraan saat disangkut pautkan sebagai penyebab kematian 4 pemuda yang mengkosumsi jengkol dengan minuman keras. Dalam sebuah tulisannya tentang jengkol, Spesialis Penyakit Dalam, Dr Ari Fahrial Syam, mengomentari hal ini. “Memang perlu dilakukan otopsi apa yang sebenarnya terjadi pada 4 pemuda yang tewas tersebut, apa penyebab kematiannya. Kalau tidak memang kita tetap hanya bisa menduga-duga penyebab kematian keempat pemuda tersebut,” katanya.

Jengkol. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ini juga menyebutkan bahwa Jengkol sendiri sebenarnya mengandung berbagai sumber gizi penting untuk tubuh kita yaitu karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, besi dan posfor termasuk serat yang ada pada jengkol. Tetapi selain unsur nutrisi ,jengkol juga mengandung asam jengkolat sejenis asam amino yang mengandung sulfur. Sulfur akan menimbulkan bau yang tidak sedap sedang asam jengkolat dapat membentuk kristal di dalam ginjal kita.

Baca juga:
Membuka Topeng Malingering, Intip Tipu Muslihatnya
Berpura-pura Sakit atau Malingering, Apa Itu? Kenali 4 Tandanya

“Asam jengkolat yang membentuk kristal ini bisa menumpuk di ginjal dan menyebabkan sumbatan pada saluann kencing sehingga menimbulkan berbagai keluhan,” kata Ari.

Ari juga menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami keracunan jengkol secara medis disebut mengalami Djenkolism. “Keluhan yang muncul bisa berupa nyeri perut, kembung begah, mual dan muntah. Pasien akan mengalami kolik ginjal dan kadang kala disertai dengan buang air kecil berdarah (hematuria),” katanya.

Seseorang yang pada keadaan akut mengalami keracunan jengkol bisa mengalami tidak bisa buang air kecil sama sekali dan terjadi gagal ginjal akut. Jika kondisi ini tidak segera diatasi maka yang akan terjadi kemudian adalah berbagai komplikasi akibat gagal ginjal tersebut dan tentu bisa saja berakhir pada kematian.

Pertanyaan muncul berapa banyak jumlah jengkol yang bisa menyebabkan komplikasi? Ari menyebut ada satu laporan kasus dari Kalimantan yang dipublikasi pada jurnal internasional melaporkan seorang laki-laki berumur 32 tahun mengalami keracunan setelah memakan 10 buah jengkol.

Yang penting menurut Ari, tentu jangan berlebih-lebihan. Terpenting lagi, jika seseorang mengalami keracunan jengkol, harus segera di bawa ke rumah sakit. Perlu penanganan yang cepat untuk melarutkan kristal jengkolat yang mengendap di ginjal. “Selain itu juga perlu dilakukan hidrasi yaitu pemberian cairan yang cukup melalui infus untuk melarutkan dan meluruhkan ginjal dan pelancar buang air kecil biasanya juga diberikan untuk mengeluarkan kristal dari asam jengkolat tersebut,” kata Ari.

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya