TEMPO.CO, Jakarta - Asuransi sering menjadi jalan keluar saat biaya tak terduga dibutuhkan ketika sakit atau hal lainnya.
Masalahnya, dalam kondisi genting semacam itu, kita kerap dibuat pusing dengan banyaknya prosedur klaim asuransi yang mesti dipenuhi.
Belum lagi harus mengecek apakah rumah sakit yang akan dituju bekerja sama dengan asuransi yang kita gunakan. Hal tersebut terungkap dalam talk show peluncuran "PRUmedical Network" di Jakarta Selatan, pekan ini. Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch menyatakan ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam memilih asuransi kesehatan bagi keluarga, yakni:
1. Mengecek berapa banyak jaringan rumah sakit rekanan yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi tersebut. Ini penting agar jika suatu saat Anda harus dirawat inap, banyak rumah sakit bereputasi bagus yang siap menolong Anda.
2. Jaminan ketersediaan kamar rawat inap. Dengan kata lain, apakah pasien berhak mendapat fasilitas peningkatan kelas kamar rawat inap apabila kelas kamar yang sudah ditentukan tidak tersedia dan cukup membayar sesuai dengan harga kamar awal?
3. Adakah fasilitas tambahan untuk keluarga pasien? Fasilitas tambahan bagi keluarga pasien sangat penting. "Adanya fasilitas tambahan seperti voucer makan misalnya, memperlihatkan dukungan nyata selama masa rawat inap pasien. Dengan begitu, keluarga merasa nyaman selama menemani pasien.
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
10 hari lalu
HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier
HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai
27 hari lalu
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai
Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.