Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran media sosial tak bisa dipungkiri telah memberi perubahan pada setiap aspek kehidupan manusia. Selera makan juga jadi salah satu hal yang berubah karena kehadirannya.
Pakar kuliner Indonesia William Wongso mengatakan bahwa kehadiran media sosial di tengah masyarakat membuat perubahan perilaku dan selera makan rakyat Indonesia. Masyarakat saat ini lebih mementingkan tampilan makanan dari pada rasanya. Salah satunya, karena orang lebih gemar mengunggah foto makanan mereka ke media sosial seperti instagram.
Akan tetapi, William juga mengatakan bahwa media sosial juga turut membantu mempromosikan makanan di Indonesia saat ini. Orang akan lebih mudah tertarik untuk mencoba makanan baru karena apa yang dilihatnya di media sosial.
"Yang penting menarik dulu dari presentasinya, nanti orang tertarik untuk mencoba, datang ke sana. Urusan rasa, enak atau tidak itu urusan nanti," katanya.
Dengan konsisi tersebut, produsen makanan seharusnya lebih tertantang untuk membuat makanan dengan presentasi dan rasa yang menarik. Menurutnya, saat ini makanan yang dicari justru adalah makanan yang punya otentisitas tinggi.
"Jadi jangan berani-berani sekarang membuat makanan yang tidak otentik dan menarik, yang sangat otentik Indonesia justru itu yang dicari," tambahnya.
Di sisi lain, William menilai, ke depan industri makanan di Indoensia masih akan sangat dipengaruhi dengan tren yang terjadi di negara lain. Apa yang sedang laku di sana, akan masuk dan dicoba di pasar Indonesia.
"Seperti Korea kan ayam gorengnya laku di sana, itu kemudian dicoba di sini. Ada yang pakai keju juga, tapi kan kemudian dicoba dengan konsep Indonesia ya. Ayam penyet juga sekarang ada yang pakai keju, kan," katanya.
