Isi Piringku, Pentingnya Anak Paham Gizi sejak Paud

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 24 Januari 2018 21:08 WIB

Michelle Obama berbicara dengan sejumlah anak-anak yang berpartisipasi dalam kampanye "Let's Move!" saat bersiap-siap menyantap makanan hasil panen di Gedung Putih, Washington, 3 Juni 2015. Kampanye "Mari Bergerak!" dimulai Michelle Obama untuk memerangi epidemi obesitas dan mendorong gaya hidup sehat. AP/Andrew Harnik

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sejak 2007 Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak Kuncup Kencana Pondok Bambu Jakarta Timur, Zwittri Ningsih memiliki program anak harus membawa sayur dan buah minimal sekali sepekan di sekolahnya. Sayang, program yang dicanangkan untuk para murid yang berusia 4-6 tahun itu tidak berjalan dengan lancar. Kebanyakan alasannya adalah para orang tua tidak sempat masak di pagi hari. Sehingga sering sekali menu ala kadarnya yang dibawa anak ke sekolah yang tidak membolehkan anak jajan di luar itu. "Dalam satu kelas yang membawa bekal dengan menu lengkap berupa nasi, ikan atau ayam ditambah sayur dan buah itu hanya 3 dari 14 orang," kata Iwit, sapaan Zwittri, saat dihubungi Tempo Rabu 24 Januari 2018.

Rata-rata para orang tua membawakan anaknya bekal makan siang berupa nasi uduk dengan lauk bihun dan tempe orek. Nasi uduk model itu sering terlihat dijual pada pagi hari di kawasan Jakarta. Selain nasi uduk, menu lain yang juga sering terlihat di bekal anak muridnya adalah nasi putih ditambah telor ceplok saja. "Bahkan ada yang pernah bawa bekal makan siang berupa martabak telor atau martabak manis atau beberapa potong pizza yang dibeli tadi malam," kata Iwit. Baca: Mau Tidur Nyaman? Singkirkan 10 Benda Ini

Tidak hanya menu bekal makan siang yang kurang tepat dalam hal gizi, sarapan pun menjadi masalah di kelasnya. Menurut Iwit, dalam satu kelas rata-rata hanya setengahnya saja yang sarapan. Bila tidak sempat sarapan, anak-anak ini dititipkan oleh para orang tua tambahan bekal biskuit yang ditambah dengan cokelat satu bungkus. "Sarapan berupa satu gelas susu saja sehari sudah kami hitung sarapan," katanya.

Ilustrasi ibu dan anak makan sayur. shutterstock.com

Akibatnya, anak yang tidak sarapan biasanya akan bermasalah dalam menjalani hari. Anak yang biasanya memiliki orang tua yang keduanya bekerja ini sering mengantuk di kelas, susah berkonsentrasi atau tidak semangat saat melakukan aktivitas di sekolah. "Kalau perut mereka lapar, biasanya mereka akan geletak di meja dan tidak semangat belajar. Berbeda dengan anak sarapan yang akhirnya lebih cepat tanggap," katanya.

Masalah gizi seperti yang terjadi di kelas Iwit masih menjadi kendala masyarakat di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan bahwa masih banyak anak Indonesia yang mengalami kekurangan gizi kronis. Hal ini ditandai dengan tingginya prevalensi stunting (tumbuh pendek) pada anak usia 1-5 tahun yaitu sebesar 37 persen. Selain itu ada pula masalah obesitas yang semakin meningkat dari waktu ke waktu lantaran asupan yang tinggi karbohidrat dan kurang bergerak. Data Global Nutrition Report 2016 bahkan menyebutkan Indonesia termasuk di dalam 5 besar negara dengan masalah kekurangan gizi kronis dengan tingkat 36,4 persen. Baca: Sakit Perut Sebaiknya Makan Roti Putih atau Gandum? Cek 7 Lainnya

Para akademisi melakukan intervensi terkait dengan peningkatan gizi anak. "Kami kerjasama dengan Danone Indonesia dalam mengembangkan edukasi pedoman makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun, dengan mendukung kampanye 'Isi Piringku' yang dicanangkan pemerintah," Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) katanya dalam rilis pada awal Januari 2018.

Andien Aisyah bersama Kawa makan sayuran kukus. Instagram

IPB bekerjasama dengan Danone membuat buku pedoman 'Makan dan Minum Sekali Saji' untuk anak usia 4-6 tahun. Isi piring makan anak sebaiknya berisi kombinasi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein; dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat. "Kami berharap melalui buku pedoman panduan makan dan minum saji untuk isi piring anak sehat, dapat mendorong ibu untuk lebih mengerti bagaimana pemenuhan asupan gizi yang diperlukan bagi anaknya.” kata Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia.

Dalam memberikan edukasi panduan Makan dan Minum Sekali Saji ini dibutuhkan peranan dari guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mengingat sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Untuk itu para guru PAUD akan diberikan pelatihan khusus agar panduan “Isi Piringku” bisa tersampaikan dengan benar baik kepada anak maupun orangtuanya. Program ini mengedukasi Guru dari 100 PAUD terpilih yang tersebar di 12 kabupaten dan kota. Yaitu DKI Jakarta, Kabupaten Pulau Seribu, Tangerang Selatan, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Subang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogro, Kabupaten Pasuruan, Mojokerto dan Kabupaten Kupang. Baca: Kanker, Inilah Program Penanganannya di Berbagai Negara

Ilustrasi anak makan buah dan sayur. Shutterstock


Edukasi 'Isi Piringku' ini dinilai sangat penting bagi anak usia 4 – 6 tahun karena pada usia tersebut anak sudah dalam masa prasekolah. Mereka masih sangat membutuhkan asupan makanan dan gizi dalam jenis dan jumlah yang cukup. Anak pada usia 4 – 6 tahun juga sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan motorik, intelegensi seperti daya fikir, daya cipta, emosi dan kecerdasan spiritual, sosial emosional, dan bahasa komunikasi. Pembelajaran pola penanaman gizi ini diharapkan bisa tertanam dengan baik, sehingga saat dewasa mereka sudah terbiasa dan memahami pola gizi seimbang.

Sekretaris Jenderal Anak dan Ketua PAUD Institute Danang mengatakan pengenalan asupan gizi seimbang pada anak harus dimulai sejak dini, maka pelatihan bagi para guru PAUD diharapkan dapat menyampaikan pesan kunci “Isi Piringku” dengan mudah dan dapat dipahami serta dapat diintegrasikan ke dalam rencana pembelajaran siswa. Selain itu para guru yang telah mendapatkan pengayaan mampu mengedukasi para orangtua sehingga mereka dapat berperan sebagai motivator bagi anak-anak di rumah. Hal Ini sejalan dengan salah satu hak dasar anak yang terdapat didalam Konstitusi di Indonesia, yakni mendapatkan asupan makanan yang bergizi seimbang dan aman serta selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals ketiga mengenai Good Health and Well-Being, dan nomor 17 mengenai Partnership for the Goals. "Kami sangat mendukung program pelatihan yang diberikan kepada para guru PAUD, agar kampanye pemerintah “Isi Piringku” dapat tepat sasaran dan segera tercapai,” kata Danang. Baca: Efek Stunting, dari Obesitas sampai Risiko Kematian 4 Kali Lipat

Direktur Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan, Eni Gustina mengatakan 'Isi Piringku' diadopsi dari kampanye 'My Plate' yang digunakan di Amerika Serikat. "Diharapakan anak PAUD ini bisa menjalankan kebiasaan gizi seimbang ini hingga dewasa," katanya saat dihubungi 24 Januari 2018.

Ilustrasi anak makan sayur. womanonline.co.za

Selain 'Isi Piringku' pemerintah juga mengkampanyekan Unit Kesehatan Siswa integritas yang juga mencakup aktivitas fisik, cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Hal ini sudah berjalan di minimal 10 Sekolah Dasar di 34 provinsi di Indonesia. Sayang, masih ada beberapa hambatan yang terjadi. Di daerah Kepulauan Seribu misalnya, ternyata ada hambatan dalam menyediakan sayur dan buah sebagai santapan. Menurut Eni, masyarakat mengeluh persediaan sayur dan buah yang hanya datang dari kapal sekali dalam sepekan. "Bila mereka punya kulkas, sayur dan buah bisa disimpan di lemari pendingin. Bagaimana keluarga yang tidak punya kulkas? Terpaksa tidak ada sayur dan buah di piring mereka," katanya.

Untuk itu, Eni berharap kepala daerah setempat, Kementerian Perdagangan serta berbagai pihak bisa membantu penyediaan fasilitas di daerah yang mengalami kesulitan dalam akses bahan pangan itu. Salah satunya dengan menyediakan pasar yang dekat dengan masyarakat. "Perlu kerja sama antar semua lembaga dan institusi untuk pelaksanaan kampanye 'Isi Piringku' dan gizi seimbang ini," katanya. Baca: 3 Hal Inilah yang Terjadi Saat Anda Stres, Waspada Imunitas

Pemerintah, kata Eni, akan mengembangkan kampanye Isi Piringku pada 2018 ke tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Pada perayaan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari 2018 pemerintah pun akan menggalakkan kampanye Isi Piringku, edukasi gizi seimbang serta pentingnya gizi pada seribu hari pertama kehidupan.

Berita terkait

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

13 jam lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

1 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

1 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

1 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

2 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

3 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

3 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

3 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

3 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya