Tangani Depresi dengan Terapi Daring

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 1 November 2018 17:10 WIB

Ilustrasi wanita depresi. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Di antara beragam cara orang menangani kasus depresi, terapi aktivasi perilaku berbasis daring bisa menjadi salah satu pilihan. Hal itu diungkapkan sebuah studi yang diterbitkan jurnal Lancet Psychiatry tahun ini.

Baca: Gadget Picu Depresi pada Anak? Simak Penelitiannya

Hasil studi itu menemukan bahwa penderita depresi berat yang mendapatkan terapi aktivasi perilaku (kelompok intervensi) secara online, derajat depresinya turun setelah 10 minggu. Peluang mereka pulih bahkan lebih tinggi 50 persen ketimbang yang hanya menerima psikoedukasi online (kelompok kontrol).

Awalnya, seseorang sudah mulai depresi di angka 18 dengan kategori berat. Seiring berjalannya terapi selama 10 pekan, diukur lagi level depresinya. "Level depresi turun pada mereka yang masuk dalam kelompok aktivasi perilaku (turun 1,26 angka)," ujar salah satu peneliti dari Universitas Groningen di Belanda, Retha Arjadi di Jakarta, Kamis 1 November 2018.

Penurunan angka depresi juga sebenarnya terjadi pada kelompok penderita depresi yang mendapatkan terapi psikoedukasi, namun tak sebesar pada kelompok intervensi. Untuk sampai pada temuan ini, Retha dan dua koleganya dari Universitas Amsterdam melibatkan 313 orang partisipan (penderita depresi) di Indonesia. Dari jumlah ini, sebanyak 159 orang mendapatkan terapi aktivasi perilaku (GAF-ID) dan sisanya psikoedukasi online.

Pada terapi GAF-ID, partisipan yang terlibat mendapatkan panduan dari konselor awam terlatih untuk menjalankan protokol terapi aktivasi perilaku. Terapi ini sudah diadaptasi dalam konteks budaya Indonesia. "Ada delapan modul dengan tujuan berbeda, modul satu misalnya untuk menyadarkan aktivitas depresi dan mengevaluasinya. Masing-masing modul mempunyai lembar kerja sendiri yang harus partisipan isi secara online. Level depresi diukur dua minggu sekali," kata Retha.

Advertising
Advertising

"Aktivitas yang perlu dilakukan, adalah umum di Indonesia seperti jalan-jalan ke pasar, belanja di kaki lima," kata dia.

Retha yang berprofesi sebagai dosen psikologi klinis di Unika Atma Jaya, Jakarta itu mengatakan sebenarnya, penderita depresi bisa mendapatkan terapi semisal psikoedukasi ketika sudah muncul kesadaran pada dirinya. "Dia jadi merefleksi tentang kondisinya dan melakukan sesuatu yang terkait dengan depresinya, sehingga melakukan level depresinya turun," kata dia.

Baca: Awkarin Jalani Proses Time Out? Ini Penjelasan Psikiater

Kendati begitu, Retha dan tim memandang perlunya studi lanjutan mengenai terapi berbasis daring untuk menangani depresi yang lebih berat. "Orang depresi itu kehilangan minat, sehingga memperparah depresinya. Terapi ini dikembangkan untuk memutus itu. Seburuk apapun mood Anda kalau lagi depresi, do something, misalnya mandi, lalu evaluasi perasaan. Tidak melakukan apa-apa justru membuat depresi semakin buruk," kata dia.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

16 jam lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

2 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

2 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

6 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

6 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya