UNBK 2019, Intip Alasan di Balik Stres Anak Menjelang Ujian

Selasa, 26 Maret 2019 13:50 WIB

Ilustrasi UTBK (ujian tulis berbasis komputer). TEMPO/Tony hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK Sekolah Menengah Kejuruan yang berlangsung di Jakarta telah memasuki hari kedua. Ketegangan dan stres bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi pada anak, termasuk juga pada orang tua yang anaknya akan menjalani ujian nasional.

Baca: Nilai UNBK SMP Turun, Ahli : Murid Indonesia Terbiasa Hafalan

Karena stres, tak sedikit siswa yang tiba-tiba jatuh sakit menjelang ujian tiba. Atau bahkan menjadi sulit berpikir padahal sebelumnya dia merasa mampu menjawab semua soal dalam ujian yang diberikan.

Bukan hanya siswa, orang tua juga cenderung merasakan panasnya jelang ujian anak-anak. Pada gilirannya mereka menekan anak-anak untuk bekerja lebih keras untuk mendapatkan angka yang bagus.

Stres adalah bagian alami dari kehidupan dan harus dihadapi. Daripada menyerah, stres harus digunakan sebagai bahan bakar untuk membantu berusaha lebih keras untuk berhasil dan mencapai tujuan.

Sebelum dapat menentukan cara-cara mengurangi stres jelang ujian, harus diketahui apa yang menyebabkan stres. Setelah itu ditentukan, Anda dapat dengan mudah mencari cara untuk mengurangi stres. Berikut adalah penyebab stres paling umum menjelang ujian seperti yang dilansir dari Goqonqr dan The Conversation.

1. Kurangnya Motivasi

Karena berbagai alasan, seorang siswa mungkin tidak merasakan motivasi untuk belajar atau keinginan untuk berhasil. Ini bisa disebabkan oleh beberapa masalah pribadi atau dia mungkin memiliki masalah di rumah yang mengurangi tingkat motivasinya.

2. Tidak Ada Persiapan atau Perencanaan

Ketika menghadapi ujian, seorang anak harus selalu merencanakan bagaimana menghadapi berbagai subjek. Selain menetapkan rencana studi, durasi belajar untuk setiap mata pelajaran juga harus ditetapkan jauh sebelum tanggal ujian tiba. Jika anak Anda belum memiliki rencana untuk persiapan di tempat, ia akan menderita stres yang ekstrim ketika hari ujian semakin dekat.

3. Target yang sangat tinggi

Keluarga besar mungkin lebih jauh menanyakan detail rencana studi. Mereka mengatakan kepada anak bahwa mereka memiliki harapan yang sangat tinggi darinya. Perilaku semacam ini menyebabkan stres yang tidak semestinya dalam pikiran anak-anak.

4. Kompetisi

Kompetisi selalu sangat tinggi ketika ujian. Dari jumlah lembar tambahan yang digunakan selama ujian hingga nilai yang mereka peroleh, anak-anak dihadapkan pada persaingan konstan. Kompetisi ini akan mendorong anak untuk melampaui kemampuannya tetapi juga dapat menyebabkan banyak stres.

Baca: UNBK 2019, Tingkatkan Konsentrasi Anak Dengan Makanan Ini

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | GOCONQR | THECONVERSATION

Berita terkait

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

21 jam lalu

Ucapan Positif Bisa Bantu Kesehatan Mental Anak

Kebiasaan menggunakan kata baik dari orang tua itu bisa membimbing anak menguatkan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

22 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

22 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

22 jam lalu

PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

1 hari lalu

Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

1 hari lalu

Polda Metro Jaya Tembak Mati 1 Pelaku Begal terhadap Calon Siswa Bintara Polri

5 orang mencoba begal calon siswa bintara Polri di Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Para begal itu asal Pandeglang, Banten.

Baca Selengkapnya

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

1 hari lalu

Spesialis Saraf Jelaskan Segala Hal tentang Penyakit Parkinson

Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sejalan dengan proses penuaan sistem saraf di otak ketika zat dopamin mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

2 hari lalu

7 Cara Alami Meredakan Hipertensi Tanpa Obat

Mengatasi hipertensi tidak selalu dengan obat. Masalah kesehatan ini juga bisa diatasi dengan melakukan beberapa hal berikut ini.

Baca Selengkapnya

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

2 hari lalu

Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

Sensitivitas orang tua dan pengelola fasilitas berpengaruh pada keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus saat beraktivitas di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

2 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya